Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan, Pesan Rindu

18 Februari 2019   14:04 Diperbarui: 18 Februari 2019   14:33 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada hujan aku padu, namun diam terpaku

Nyanyian merdu meliuk-liuk seirama benturan hujan di langit-langit atap.

Pada hujan aku bisu, kata "detik" tak lagi bermakna. Hujan ini menikam sepi tapi berpesan rindu. Rindu pada rasa, namun kaku pada pertemuan. 

Wajah.... dan kelopak mata tergambar jelas pada tatapan di angan. Serasa menghabiskan ribuan kata menuliskan kekaguman. 

Hujan... dan rintik adalah rasa dari rindu. Terbawa oleh gesekan-gesekan makna, tergali oleh irama rasa. Nyanyian pilu tak lagi bermakna, walau kaku mati pada pilu.

Jika saja, aku mampu akan kunamai hujan petaka rindu. Tersandera pada batin dan menciptakan luka pada kenyamanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun