Pada hujan aku padu, namun diam terpaku
Nyanyian merdu meliuk-liuk seirama benturan hujan di langit-langit atap.
Pada hujan aku bisu, kata "detik" tak lagi bermakna. Hujan ini menikam sepi tapi berpesan rindu. Rindu pada rasa, namun kaku pada pertemuan.Â
Wajah.... dan kelopak mata tergambar jelas pada tatapan di angan. Serasa menghabiskan ribuan kata menuliskan kekaguman.Â
Hujan... dan rintik adalah rasa dari rindu. Terbawa oleh gesekan-gesekan makna, tergali oleh irama rasa. Nyanyian pilu tak lagi bermakna, walau kaku mati pada pilu.
Jika saja, aku mampu akan kunamai hujan petaka rindu. Tersandera pada batin dan menciptakan luka pada kenyamanan.