Mohon tunggu...
Fauji Yamin
Fauji Yamin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Tak Hobi Nulis Berat-Berat

Institut Tinta Manuru (faujiyamin16@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Terumbu Karang yang Bernasib Apes

16 Januari 2018   06:37 Diperbarui: 17 Januari 2018   12:30 1935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karang yang indah harus rusak.dokpri

Pasar desa dan pohon yang disapu abrasi. Dok, Pribadi
Pasar desa dan pohon yang disapu abrasi. Dok, Pribadi
Larangan pun dimulai untuk tidak mengambil lagi material yang sebenarnya sudah habis di belakang desa. Tetapi, justru aktivitas ini masih berlanjut dengan berpindah ke samping kampung yang sebenarnya masih sama garis pantainya. Bedanya hanya berada di belakang desa dan perkebunan rakyat. Maka aktivitas demikian masih tetap berlanjut yang justru kondisi sekarang mengakibatkan abrasi yang lebih kencang dan menyeret habis tanaman-tanaman kelapa milik warga

Kebun kelapa terkena abrasi
Kebun kelapa terkena abrasi
Kondisi kerusakan karang akibat adanya pembangunan, kurangnya kesadaran masyarakat, tidak adanya edukasi dari pihak terkait serta monitoring dan kontrol dari pemeritah membuat aktivitas pengrusakan terumbuj karang berkelanjutan. Padahal, pentingnya terumbuh karang bagi masyarakat terutama dalam ketersediaan pangan, sember pendapatan, mencegah abrasi merupakam warisan yang harus dijaga untuk anak cucu yang akan datang. Jika mereka tidak lagi mendapati keunggulan terumbuh karang Indonesia yang sehat dan disisahkan kerusakan-kerusakan yang parah maka potensi gizi mereka akan kurang. Bahkan, untuk masyarakat pesisir pantai bukan lagi arena kebahagiaan.

Maka, proses edukasi, pencerahan dan kegiatan yang bermakna positif dalam perlindungan terumbu karang harus intens dilakukan, terutama di daerah pesisir yang jauh dari ibu kota provinsi dan kabupaten yang cenderung tidak terpantau dan terkontrol

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun