Mohon tunggu...
L. J. Literary Works©
L. J. Literary Works© Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Novelist

To Inspire, To Motivate and To Explore

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumus Positif Negatif Kehidupan

29 Mei 2022   19:04 Diperbarui: 29 Mei 2022   19:10 24028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup itu relatif. Terkadang kita merasa seakan kita berada di atas atau terkadang bisa juga berada di bawah. Seperti yang kita ketahui, ketika kita sedang berada di atas kita cenderung lupa untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang begitu mulia untuk kita. 

Namun ketika kita berada di bawah, malah kerap kali kita menyalahkan Tuhan, bahkan tidak jarang pula kita sering mengeluh atau menuduh bahwa penyebab kita menjadi menderita juga karena-Nya. Itu dikarenakan kita telah membiarkan diri kita kehilangan kontrol atau kendali atas diri kita sendiri. 

Kekecewaan, keputusasaan, kehilangan harapan, ketidakpercayaan terhadap seseorang acap kali membuat kita menjadi trauma dan merasa sakit hati, sehingga tanpa kita sadari kita telah mentransfer kredit terburuk ke alam bawah sadar kita bahwa kitalah orang yang teraniaya atau merekalah yang seharusnya kita salahkan atas kondisi yang kita hadapi.

Akan tetapi, pernahkah kita berpikir sekali saja bahwa mereka juga manusia biasa seperti kita yang tidak pernah luput dari kesalahan dan bahkan mereka juga mungkin pernah mengalami hal yang sama seperti kita atau mungkin bahkan lebih parah dari apa yang kita alami? 

Begitu juga dengan Tuhan, kita pun tidak bisa menyalahkan-Nya atas apa yang menimpa kita karena apapun yang kita alami saat ini merupakan hasil dari apa yang kita tanamkan, misalnya kita bisa merasa sakit atas perlakuan mereka yang menganiaya kita, itu karena kita yang telah mensugesti pikiran kita untuk merasakan rasa sakit tersebut.

Ada kata bijak yang mengatakan, "Kita tidak pernah bisa memaksakan orang lain untuk menyukai kita."

Kata bijak ini benar adanya. Belakangan ini, saya teringat akan "Rumus Bilangan Positif Negatif" yang pernah aku pelajari ketika aku menduduki bangku SD. 

Ketika aku teringat akan rumus ini, aku mulai menganalisanya, barangkali aku bisa mendapatkan sumber inspirasi dari rumus ini. Dan ternyata benar, bukan hanya mendapatkan inspirasi, akan tetapi aku mendapatkan suatu pembelajaran akan kehidupan dari rumus ini. 

Bukan pembelajaran rumus Matematika tentunya, akan tetapi suatu pembelajaran yang mengajariku bahwa hidup tidaklah selalu berakhir seperti apa yang kita inginkan. 

Selama ini aku merasa mengapa seolah semua orang menjauhiku, terlebih lagi setelah apa yang terjadi di dalam hidupku, apalagi ketika aku berada di titik yang paling bawah. Aku kerapkali menyalahkan Yang Maha Kuasa mengapa memberikanku cobaan yang begitu berat. 

Untuk beberapa tahun lamanya aku menutup diriku, mengutuk diriku sendiri bahkan menyalahkan orang lain yang telah membuat hidupku hancur berantakan sehingga aku telah kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, bahkan aku cenderung menyalahkan semua orang yang meninggalkanku atau menyakitiku, tidak ada yang mempedulikanku.

Sampai suatu ketika aku tidak sengaja menemukan kembali Rumus Positif Negatif ini, terngiang kembali di dalam benakku ketika aku menduduki bangku Sekolah Dasar mati - matian aku mempelajari rumus ini ketika kelas Matematika. 

Lantas apa hubungannya Rumus ini dengan kehidupan yang sedang kita jalani? Perlu kita ingat bahwa hidup ini tidaklah lepas dari hukum alam, baik itu hukum alam yang bersumber dari Sang Pencipta maupun yang diciptakan oleh manusia sendiri. 

Banyak dari kegiatan yang kita lakukan tidaklah terlepas dari penggunaan rumus Matematika. Baik itu digunakan dalam urusan pekerjaan/bisnis, kegiatan belajar/mengajar, dan lain sebagainya. 

Dalam kehidupan manusia, tanpa adanya Matematika kita akan kewalahan, sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa Matematika menjadi suatu hal yang sangat memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. 

Bukan hanya membantu memperlancar urusan pekerjaan kita, akan tetapi juga bisa kita gunakan untuk menganalisa hubungan sosial dari sebuah relasi/hubungan bisnis, pertemanan maupun kerabat. 

Seperti contoh dengan rumus ini, kita bisa menganalisa langsung apa yang menjadi dasar pertimbangan bagi seorang manusia untuk memahami/menelaah sikap, sifat maupun karakter seseorang. 

Berikut ini merupakan analisa logika umum dari rumus positif negatif yang bisa kita pelajari dari sikap seseorang :

Penambahan

  • Dari rumus penambahan, bisa kita lihat bahwa ketika bilangan positif (+) dijumlahkan dengan bilangan (+) maka akan menghasilkan bilangan positif (+) juga, begitu juga dengan bilangan (-) yang dijumlahkan dengan bilangan (-) maka akan menghasilkan bilangan negatif (-) juga. Dan apabila bilangan positif (+) dijumlahkan dengan bilangan negatif (-) maka bisa menghasilkan dua kemungkinan yakni positif (+) ataupun negatif (-).
  • Dalam hidup, baik itu didalam hubungan pertemanan maupun dengan relasi atau kerabat, kita bisa menganalisa sikap seseorang terhadap kita. Apabila suatu ketika kita merasa bahwa kita sendirian menjalani hidup ini, cobalah untuk memikirkan rumus ini. Seperti contoh : Ibaratkan diri kita menjadi orang yang berpikiran/bersikap positif dalam segala hal, dan apabila kita bertemu dengan orang yang berpikiran atau bersikap yang sama juga, maka hubungan tersebut akan menjadi sebuah hubungan yang positif. Begitu juga dengan sebaliknya, apabila kita adalah orang yang berpikiran atau bersikap negatif, lalu kita bertemu dengan orang yang memiliki pemikiran atau sikap yang sama negatifnya juga dengan kita, maka hubungan tersebut akan menjadi sebuah hubungan yang negatif juga.

Pengurangan

  • Dari rumus pengurangan, apabila bilangan positif (+) dikurangi dengan bilangan (+) ataupun negatif (-) dikurangi dengan bilangan negatif (-), maka akan menghasilkan dua kemungkinan yakni positif (+) ataupun negatif (-). Kemudian jika bilangan positif (+) dikurangi dengan bilangan negatif (-) akan menghasilkan bilangan positif (+) namun sebaliknya, bilangan negatif (-) dikurangi dengan bilangan positif (+) maka akan menghasilkan bilangan negatif (-).
  • Kebalikan dari rumus penambahan, apabila kita adalah orang dengan pemikiran atau sikap yang positif (+) atau negatif (-), akan tetapi bertemu dengan orang yang memiliki kepribadian bertolak belakang dengan kita, maka itu tergantung dari persepsi kita masing – masing apakah kita bersedia untuk berteman dengan orang berkepribadian berlawanan tersebut, karena tidak semua orang positif bisa menerima orang negatif begitu juga sebaliknya, tidak semua orang negatif juga bisa menerima orang positif. Orang positif biasanya cenderung akan merasa takut untuk berteman atau dekat dengan orang negatif karena takut akan ketularan menjadi orang yang negatif juga. Begitu juga sebaliknya orang negatif biasanya cenderung juga akan takut dekat dengan orang yang positif, karena ia akan merasa minder ataupun ia merasa kebanyakan orang positif cenderung selalu memiliki sikap nepotisme dan memang ada segelintir orang yang seperti itu. Terakhir, kebanyakan dari orang positif jenis ini cenderung akan menyeleksi orang – orang negatif tersebut. Namun, seorang positif yang cukup bijaksana tidak akan membiarkan seorang yang negatif terus menjadi orang yang negatif. Mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan segala cara untuk mendorong dan memotivasi orang yang negatif ini agar menjadi positif seperti dirinya, hanya saja sebagian orang enggan melakukan hal ini karena bagi mereka itu tidak akan ada manfaatnya. Mereka cenderung untuk meninggalkan orang – orang negatif dan hanya sebagian memilih untuk bertahan. Jadi, kamu ingin menjadi orang positif yang terus menetap dan bertahan memotivasi orang negatif agar menjadi positif seperti kamu, atau lebih memilih untuk meninggalkannya? Atau justru sebaliknya, kamu ingin terus menjadi orang negatif dan tidak ingin mengikuti jejak orang positif yang sudah bersusah payah untuk memotivasimu dan meninggalkannya karena traumamu? Renungkan dan pikirkanlah. Semua pilihan ada di tanganmu.

Perkalian/Pembagian

  • Bagaimana dengan rumus perkalian/pembagian? Dalam rumus perkalian/pembagian, kita tidak akan menemukan dua kemungkinan hasil seperti yang kita temukan pada rumus penjumlahan/pengurangan sebelumnya. Dalam perkalian/pembagian, bilangan positif (+) dengan positif (+) atau negatif (-) dengan negatif (-) maka akan menghasilkan nilai bilangan positif (+). Namun apabila bilangan positif (+) dikalikan/dibagikan dengan bilangan negatif (-) dan sebaliknya, maka tetap akan menghasilkan bilangan negatif (-).
  • Hal yang sama juga terjadi pada rumus persilangan atau pembagian. Apakah kita ingin terus hanya berhubungan dengan orang yang berkepribadian sama dengan kita atau kita ingin melakukan suatu perubahan terhadap diri kita untuk menjadi pahlawan terbaik untuk menyelamatkan mereka agar menjadi kepribadian yang sama dengan kita atau sebaliknya kita tidak ingin memberikan mereka kesempatan sama sekali untuk mendekati kita karena rasa takut atau trauma kita lebih besar melebihi empati kita?

Jadi, semua keputusan atas hidup ini berada di tangan kita masing – masing begitu pula dengan keputusan yang kita ambil untuk menjadikan diri kita agar memiliki kualitas yang lebih baik atau malah kuantitas yang menentukan segala andil dalam keputusan yang akan kita ambil. Apapun itu, semoga kita bisa senantiasa menjadi berkat dan bermanfaat bagi semua orang yang ada di sekitar kita tidak ada yang bisa menentukannya, melainkan diri kita sendiri.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua yang mungkin sedang mengalami dilema hidup khususnya bagi kita yang memiliki masalah dalam hubungan pertemanan/persahabatan, pasangan kekasih, relasi maupun kerabat.

Ditulis oleh : Lina Japardy

Lina Japardy adalah seorang penulis artikel, motivasi, juga novelis online di Wattpad, dan saat ini sedang belajar mendalami dunia tulis menulis untuk memperluas dan mengenalkan semua karya tulisnya melalui berbagai sosial media dan sedang mengerjakan sebuah proyek novel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun