Kadang, hidup membawa kita ke persimpangan yang nggak kita duga. Ada kalanya kita harus berkata, "Sampai di sini ya," meskipun hati masih ingin terus berjalan bersama. Begitu juga dengan momen ketika salah satu dari kita---teman seperjuangan, rekan kerja, bahkan sahabat dalam diam---memilih untuk tidak melanjutkan kontrak kerja. Bukan karena menyerah, tapi karena memilih jalan baru yang mungkin lebih sesuai dengan arah hidupnya.
Kita pernah satu atap, satu tujuan, satu perjuangan. Mulai dari lembur bareng sampai ketawa ngakak pas istirahat siang. Dari stres dikejar deadline sampai saling support waktu salah satu dari kita lagi down. Itu semua bukan hal yang bisa dilupakan begitu saja. Kita bukan cuma kolega, kita adalah keluarga yang dibentuk oleh keringat dan tawa.
Perpisahan bukan akhir dari cerita, tapi bagian dari perjalanan. Ada yang memilih bertahan, terus berjuang bersama di tempat ini. Ada juga yang memilih menjelajah, mencari makna baru di tempat lain. Dua-duanya bukan soal siapa yang paling hebat, tapi soal siapa yang paling jujur dengan panggilan hidupnya.
Buat kamu yang pamit, terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita ini. Kamu pernah ada di setiap titik penting perjalanan kita. Saat target tercapai, kamu di sana. Saat kita gagal, kamu juga tetap ada. Jangan pikir kepergianmu nggak berarti. Justru karena kita pernah jalan bareng, langkah-langkahmu di tempat baru akan selalu membawa secuil semangat kita.
Buat kita yang masih bertahan, yuk terus jaga semangat ini. Perjuangan belum selesai. Jalan kita mungkin berubah, tapi nilai-nilai yang kita bangun bareng nggak boleh luntur. Tetap jadi versi terbaik dari diri sendiri, seperti dulu saat kita pertama kali mulai.
Akhirnya, kita semua cuma lagi menulis bab baru dalam hidup masing-masing. Tapi bab-bab sebelumnya akan selalu jadi bagian dari kisah besar yang bikin kita tumbuh dan jadi lebih kuat.
Selamat jalan, kawan. Jangan lupakan tempat ini pernah jadi rumah. Kita akan tetap mendoakanmu, seperti dulu kita saling mendoakan diam-diam saat kerja bareng. Semoga sukses di manapun kamu melangkah. Dan siapa tahu, kelak kita bertemu lagi di tempat dan waktu yang berbeda, tapi dengan senyum yang sama.
Dari sisi Islam, kita percaya bahwa setiap pertemuan adalah takdir, dan setiap perpisahan adalah ujian keikhlasan. Rasulullah pun pernah berpisah dengan sahabat-sahabat tercintanya dalam berbagai kesempatan. Tapi yang selalu beliau tinggalkan adalah kenangan indah, doa, dan teladan kebaikan. Maka, mari kita belajar untuk merelakan, tanpa menghapus kenangan baik yang pernah ada.
Allah berfirman dalam Qur'an, "Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar?" (QS. Al-Furqan: 20). Mungkin perpisahan ini adalah bagian dari ujian itu. Ujian kesabaran, ujian keikhlasan, ujian untuk tetap saling mendoakan meski tak lagi satu ruang kerja.
Ada hadis yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang apabila berpisah, tetap saling mendoakan dalam kebaikan." Maka biarlah langkahmu ke depan dipenuhi doa-doa kami. Semoga Allah mudahkan jalanmu, berkahi usahamu, dan pertemukan kita lagi dalam keadaan yang lebih baik.
Terakhir, kita tahu bahwa hidup di dunia hanyalah persinggahan sementara. Yang penting bukan seberapa lama kita bersama, tapi seberapa dalam kita saling menguatkan. Jadi, walau raga kita terpisah, semoga ruh persaudaraan dan cinta karena Allah tetap mengikat hati kita---sampai kelak kita berkumpul lagi, entah di dunia atau di Jannah-Nya. Aamiin.