Dia di sana mendapatkan banyak keuntungan seperti biaya pendidikan dan biaya penanganan cedera. Dia memang sedang cedera pak beberapa bulan yang lalu. Tapi apa daya, uang di bulutangkis tak semenjanjikan di sepakbola.
Bapak La Nyalla yang suka muncul sebagai pahlawan di salah satu atau salah dua stasiun televisi nasional, kami para pecinta bulu tangkis iri pak sama sepak bola yang hampir tiap hari ditayangkan secara live. Saya yang enggak berlangganan tv berbayar hanya bisa livestream Pak untuk menonton bulu tangkis, itu pun saat saya masih di kampus.
Tapi apakah Bapak tahu? Saat Asian Games kemarin, bulu tangkis Indonesia meraih 2 emas (+ medali lain) loh pak. Dan saya senang sekali karena ditayangkan secara live oleh televisi nasional. Bapak nonton enggak?
Jadi Pak, dengan segala kesederhanaan di bulu tangkis Indonesia, mereka masih bisa berprestasi. Jangan lagi menumpahkan problematika sepak bola ke cabang olahraga lain, kalau Bapak mau, sini tumpahkan saja uang yang ada di PSSI, tapi kami maunya uang yang halal Pak.
Bapak juga sudah di-smash Taufik Hidayat kan Pak? Atau Bapak masih ingin diinjak salah satu kuda kepunyaan atlet berkuda Indonesia yang saya tidak tahu namanya? Ingat Pak, bulu tangkis dan berkuda tidak segemerlap sepak bola. Syukuri yang sudah dipunyai PSSI. Banyak Persatuan Olahraga di Indonesia yang ingin seperti PSSI, mendapat banyak perhatian, bergelimang uang, dan selalu ditayangkan di televisi.
Sekian ya Pak La Nyalla, mohon maaf Pak, jika saya terlalu banyak memberitahu Bapak, tapi setidaknya saya tidak menunjuk-nunjuk cabor/orang lain untuk menghindari kenyataan.