Mohon tunggu...
octavia ainun Janah
octavia ainun Janah Mohon Tunggu... Novelis - mahasiswi cielah

yaa bgtu deh

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pementasan Tari Kecak Uluwatu Masih Menjadi Wisata Favorit Wisatawan Meskipun Sedang Pandemi

21 Januari 2022   00:44 Diperbarui: 21 Januari 2022   01:00 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pertunjukan Tari Kecak di Uluwatu Saat Pandem. Sumber : pigijo.com

Tarik kecak adalah salah satu kesenian yang berasal dari Bali yang biasanya digunakan untuk upacara sakral yang hingga kini masih berkembang di masyarakat bali. Tari ini sering kali dipentaskan oleh raturan penari laki-laki secara massal yang duduk dengan pola melingkar. 

Nama Tarik kecak sendiri berasal, karena pada saat irama musik dimainkan, para penari akan mengangkat kemudian menggerakkan kedua lenganya sambil menyerukan kata "cak ke cak ke cak" selama pementasan berlangsung dengan di pimpin oleh satu orang penari yang akan  memberikan nada awal, kemudian dilanjutkan dengan seorang yang bertugas sebagai penyanyi solo dengan tekanan nada tinggi atau rendah, dan ada seorang lagi yang bertugas menjadi dalang untuk mengantarkan alur ceritanya. Pementasan seni ini lebih mengutamakan alur cerita dan perpaduan suara yang digabungkan oleh para penari.

Pementasan Tari kecak juga menyisipkan cerita darma yang biasanya diambil dari tokok-tokoh Ramayana diantaranya ialah adegan Rama Sita atau bisa juga di eja dengan sinta dan kujang emas, adegan Sita Rahwana dan Garuda, adegan Tlawen Rama Laksana dan Hanoman dan adengan yang terakhir ialah adegan Sita Trijata dan Hanoman. 

Namun, dalam perkembangannya, pementasan tari kecak ini ditawarkan dengan berbagai pilihan cerita drama diantara lain, tari kecak dengan cerita Mahabarata, Ramayana, Babad, dan termasuk juga  pementasan tari dengan kapasitas seratus orang, lima ratus orang bahkan bisa mencapai seribu orang.

Pementasan Tarik kecak sendiri sering kali menjadi incaran para wisatawan lokal maupun wisatawan internasional ketika berwisata. Namun, seketika pariwisata di Bali berubah kala terjadinya pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sehingga menimbulkan beragam kebijakan pembatasan kegiatan guna mencegah transmisi virus corona baru, yang kemudian berimbas pada pementasan seni seperti tari kecak yang tak lagi terdengar sejak akhir Maret 2020. 

Namun pada bulaan November 2020 pementasaan tari kecak kembali lagi aktif dengan berbagai macam syarat dan harus memenuhi semua protokol kesehataan dan membatasi jumlah para penontonnya hal ini guna untuk tetap mempertahankan warisaan budaya yang kreatif yang dimiliki oleh Indonesia.

Tidak ada yang berubah dari pementasan ini baik dari sisi cerita maupun dalam menunjukan pementasan tari selama pandemi Covid-19 hanya saja para penari harus memakai masker atau pelindung wajah guna untuk memenuhi protocol kesehatan. 

Namun dengan munculnya pandemi virus covid 19 pemasukan dalam pementasan seni tari pun menjadi berkurang berbeda dengan pada masa sebelum pandemic terjadi. Kurangnya jumlah penonton yang cukup drastis dan tidak adanya antrian dalam pembelian tiket, dikarenakan sekarang banyak yang membeli tiket secara online dari berbagai applikasi sehingga menjadi lebih praktis, aman, dan mudah.

Dalam pementasan pada masa pandemik tari kecak mengurangi beberapa  kapasitas penonton menjadi 50% dari biasanya. Maksimal penonton yang di ijinkan untuk menonton pementasan hanya boleh 400 orang saja, padahal sebelumnya pementasan dibuka untuk 1.000-1.400 penonton tiap harinya. 

Terkait dengan pandemic covid 19, ketentuan yang ditetapkan ialah akan di cek suhu badan saat memasuki area pementasan Pura Uluwatu, menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan dan wajib memakai masker selama berada di lingkungan area pementasan Pura Uluwatu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun