Keberadaan dua garis pada jubah peserta wisuda pascasarjana jika dianggap tidak terlalu penting oleh sejumlah pihak terkait itu tak jadi soal. Namun terkait identitas dan pemaknaannya saya rasa kita perlu menjadikannya penting sebagai sikap diri yang sejalan dengan tagline Wisuda XLIII UNISMA "45" Bekasi kali ini, "Preparing The Future".
Dari dua garis pada jubah wisuda yang saya dan teman-teman wisuda pascasarjana kenakan, sepatutnya kita menghadirkan pertanyaan yang substansial bukan sekedar visual.
Apakah garisnya akan menjadi inspirasi kita untuk membuat karya-karya menakjubkan sebagaimana Pablo Picasso dengan lukisan Kubismenya?
Atau bisakah garis itu menggerakan diri kita menjadi pribadi bernilai tinggi sebagaimana Adidas dengan logonya: filosofis, elegan, dan kualitas dunia?
Mungkinkah kita menyadari bahwa garis itu adalah batas permulaan kita siap berdaya juang di medan realitas, bukan terbatas pada ruang kelas?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut masih kalah penting dari hal berikut yang buat saya lebih termenung. Sekian lama berjuang di sekolah pascasarjana UNISMA "45" Bekasi tentunya kami amat menanti kehadiran dua garis ungu pada jubah wisuda kelulusan resmi kami. Penantian dimana rasa bahagia dan harunya tak ada beda ketika (keluarga) kami Allah berikan anugerahNya berupa dua garis biru.
Lain dua garis biru lain pula dua garis ungu. Ketidak hadirin dua garis biru menjadi penanda bahwa akan calon buah hati yang siap dikandung dan dilahirkan. Namun ada atau tanpa dua garis ungu di jubah wisuda lulusan pascasarjana UNISMA "45" Bekasi yang dikenakan pada Selasa, 8 Maret 2023 hari ini tidak menjadi tanda bahwa kita bukanlah generasi yang tidak beridentitas dan berintegritas.
Cukup tagline wisuda XLIII UNISMA "45" Bekasi yaitu "Preparing The Future" menjadi kesadaran bahwa segala yang kurang, salah atau benarnya diri kita menjadi persiapan kita hari ini untuk mengevaluasi dan memantapkan diri agar berjaya di masa mendatang.
Salam berkarya, dua garis ungu!
