Mohon tunggu...
Moh. Robith Kholili
Moh. Robith Kholili Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. NIM: 24107030093

suka mengaji dan tidak ramah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bukan di Arab, Ini Gurun Pasir Keren yang Ada di Jogja

30 Mei 2025   21:40 Diperbarui: 30 Mei 2025   21:40 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya berjalan di padang pasir yang sangat luas (Dok. Pribadi)

Beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk melipir sejenak dari hiruk-pikuk kota Yogyakarta dan mengunjungi sebuah tempat yang sudah lama saya dengar tapi belum sempat saya datangi Gumuk Pasir Parangkusumo. Lokasinya tidak jauh dari Pantai Parangtritis, di Bantul. Yang menarik, tempat ini bukan sekadar pantai atau bukit biasa melainkan hamparan pasir yang menyerupai gurun kecil yang eksotis.

Awalnya saya ragu. Masa iya Jogja punya gurun? Tapi setelah tiba di lokasi, semua keraguan itu lenyap. Saya langsung paham kenapa tempat ini begitu populer, bahkan dikenal wisatawan mancanegara. Hamparan pasir yang luas, langit terbuka, dan nuansa yang sangat berbeda dari tempat-tempat wisata lain di Jogja membuat Gumuk Pasir Parangkusumo terasa seperti potongan lanskap dari Timur Tengah yang jatuh ke tanah Jawa.

Saya datang menjelang sore, waktu yang katanya terbaik untuk berkunjung. Matahari tidak terlalu menyengat, angin laut bertiup lembut, dan warna langit mulai berubah keemasan. Suasananya tenang, tapi tetap hidup dengan kehadiran wisatawan yang berseliweran mencoba aktivitas seru di atas pasir.

Salah satu daya tarik utama di Gumuk Pasir adalah sandboarding, semacam snowboarding versi pasir. Awalnya saya hanya berniat menonton, tapi dorongan untuk mencoba akhirnya menang. Saya menyewa papan dan perlengkapan pengaman seharga Rp 100.000, lalu mencoba meluncur dari salah satu gundukan. Percobaan pertama saya gagal total jatuh dan terguling. Tapi bukannya sakit, saya malah tertawa. Pasirnya lembut, jatuhnya pun terasa aman.

Sensasinya menyenangkan. Rasa takut digantikan dengan adrenalin dan tawa. Orang-orang di sekitar juga terlihat menikmati, baik yang ikut mencoba maupun yang hanya menonton sambil mengambil foto. Tempat ini memang tidak hanya menarik untuk aktivitas fisik, tapi juga luar biasa untuk berswafoto. Banyak spot cantik seperti ayunan kayu, taman kaktus, hingga landscape pasir yang seolah tak berujung. Bahkan, saya sempat melihat sepasang calon pengantin yang sedang melakukan sesi foto prewedding di sana.

Namun, pengalaman menyenangkan itu sedikit tercoreng oleh satu hal: sampah. Saya melihat beberapa bungkus plastik dan botol bekas minuman yang dibiarkan begitu saja di atas pasir. Cukup mengganggu pemandangan dan menyedihkan, mengingat tempat seindah ini seharusnya bisa lebih dijaga. Gumuk Pasir bukan tempat wisata biasa. Ini adalah fenomena alam langka yang seharusnya dihargai.

Gumuk Pasir Parangkusumo terbentuk secara alami karena proses kombinasi angin, pasir, dan kondisi geografis tertentu. Di dunia, gumuk pasir semacam ini hanya ada di beberapa lokasi seperti Meksiko, Australia, dan Arab Saudi. Jadi, betapa beruntungnya kita di Indonesia, terutama di Jogja, memiliki kekayaan alam yang unik dan tidak semua negara miliki.

Saya merasa bersyukur bisa mengunjungi tempat ini. Selain bersenang-senang, saya juga merasa lebih terhubung dengan alam. Rasanya seperti diingatkan bahwa keindahan tidak selalu ada di tempat mewah atau jauh. Terkadang, ia hadir dalam bentuk sederhana pasir, angin, dan langit luas yang jika kita mau berhenti sejenak, bisa memberi rasa damai yang luar biasa.

Gumuk Pasir Parangkusumo bukan hanya tentang bermain pasir. Ia mengajarkan kita pentingnya menjaga warisan alam, menghargai proses alam, dan merayakan keindahan dalam bentuk yang tak biasa. Saya merekomendasikan tempat ini bagi siapa saja yang ingin merasakan sensasi berbeda dari liburan di Yogyakarta. Datanglah saat pagi atau sore, siapkan fisik, bawa air minum, dan jangan lupa untuk membawa pulang semua sampahmu.

Kunjungan ke Gumuk Pasir Parangkusumo bukan hanya tentang berwisata, tapi juga tentang refleksi bahwa kita hidup berdampingan dengan alam, dan tugas kita bukan hanya menikmatinya, tapi juga merawatnya. Saya pulang dari sana bukan hanya dengan pasir di sepatu, tapi juga dengan hati yang lebih lapang.

Foto kawan-kawan saya (Dok. Pribadi)
Foto kawan-kawan saya (Dok. Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun