Mohon tunggu...
Obi Samhudi
Obi Samhudi Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Nama Obi Samhudi, alamat sekarang Jalan Parit Haji Husein II Komplek Griya Caraka No.c4, Pontianak Kalimantan Barat. No telpon yang dapat dihubungi 089697876596. Sekarag sedang menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan. E-mail aktif :obisamhudi@yahoo.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis Pikiran Perlawanan!

10 September 2015   20:14 Diperbarui: 10 September 2015   20:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

Tulisan opini ini hanya mengulas bagaimana konsep berpikir manusia untuk melakukan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan yang terjadi. Bentuk pendapat agar kita mampu menyeimbangkan cara berpikir dalam melawan dengan tulisan. Hanya opini semata, masih perlu lebih banyak lagi menggali tulisan dan telaah dari tulisan lainnya.

Dalam filsafat esensi manusia yang paling fundamental adalah berpikir. Cara berpikir yang analitis dan konkrit serta didukung oleh kondisi faktual objektif menunjukkan kredibilitas manusia yang mampu mendikte diri menjadi pemikir yang baik. Demikian pula halnya dengan perlawanan, partisipasi cara berpikir yang maju untuk melakukan perlawanan akan menghasilkan sebuah program yang baik. Selain itu akan diikuti pula dengan kinerja konsepsi yang solutif. Artinya yang perlu digarisbawahi disini adalah menulis bersama keseimbangan cara berpikir untuk melawan.

Selain itu, bentuk perlawananan tidak hanya bisa dilakukan dengan cara klasik yaitu  mengorganisasikan bahkan ada cara yang lebih jitu dari itu seperti menuangkan cara berpikir untuk melawan, menerangkan bahkan memperjelas polemik yang ada dalam sistem dengan menulis. Sebab progres pemikiran akan lebih konkrit, terstruktur, dan massif tersampaikan. (maaf: ini adalah cara umum yang sering dilakukan bukan untuk menjustifikasi tetapi lebih kepada orientasi untuk pembaharuan tanpa menghilangkan esensi pergerakan yang ada). Tetapi, akan jauh lebih baik jika dikombinasikan keduanya.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian (Pramoedya Ananta Toer). Sebuah makna filosofis yang sangat luar biasa dan sering sekali menjadi bagian dari dasar pemikiran manusia dewasa ini sebagai lahirnya urgensi menulis. Sebuah makna yang hadir dari manusia di balik jeruji besi, menulis mengabadikan dirinya hingga saat masa kontemporer ini. Bentuk perlawanan dari dirinya untuk mengabarkan kepada regenerasi dirinya kondisi objektif masa lalu. Kompeni, kolonolialisme, dan fase-fase perbudakan di Indonesia dibalutnya estetis dalam karya sastra. Begitulah kira-kira.

Lebih lanjut lagi, jika berbicara kinerja otak. Otak manusia merupakan pusat informasi yang mengolah setiap asupan informasi. Korelasinya otak sangat erat sekali dengan cara kita berpikir. Menurut pendapat pakar neurologi    Robert  Ornstein   dan Richard  F. Thompson dalam buku  “The Amazing Brain”  menyatakan bahwa;  “Ukuran otak hanya sebesar gerobolan buah anggur, dengan berat kira-kira sama dengan sebutir kubis  dan inilah organ yang satu-satunya yang tidak bisa di cangkok, dan oleh karena itu kita adalah tetap diri kita sendiri.  Otak mengatur seluruh fungsi tubuh; mengendalikan kebanyakan prilaku dasar kita—makan, tidur, menghangatkan tubuh.  Otak bertanggungjawab terhadap semua kegiatan kita yang sangat canggih–menciptakan peradaban, musik, seni, ilmu pengetahuan dan bahasa.  Harapan-harapan kita, pikiran kita, emosi, dan kepribadian semuanya dionggokkan–disatu tempat—di dalam otak.  Setelah ribuan pakar otak mempelajarinya, maka hanya ada satu kata “Menakjubkan”. Luar biasa sekali kinerja otak sebagai progres berpikir.

Konklusi dari fungsional otak untuk menuangkan gagasan dalam menulis khususnya untuk melakukan perlawanan adalah bentuk paling arif dan bijaksana. Maksudnya keseimbangan cara berpikir, kemampuan menganalisis secara komprehensif, menulis secara objektif (faktual dan konkrit) serta disertai sikap perlawanan yang tepat akan menjadi pembaharuan terhadap sistem yang akan ditantang untuk direparasi!

Hebat. Luar biasa sekali. Bagaimana menulis, berpikir, dan melawan jika dikolaborasikan. Semoga akan lebih banyak manusia yang bermanfaat setelah begitu banyaknya problematika pelik yang ada di tanah air kita.

 

           

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun