Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Kebahagiaan Petani Saat Musim Panen Jagung di Kapenawon Semanu

15 Februari 2025   22:30 Diperbarui: 16 Februari 2025   08:35 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani di desa Candirejo sedang memipil padi secara manual (Dokumentasi Pribadi)

Di pertengahan bulan Februari ini, para petani di Kapenawon Semanu, Gunungkidul, tengah menikmati hasil kerja keras mereka dengan tiba waktunya musim panen jagung. Jagung yang telah dipanen masih dalam kondisi utuh sebelum dikupas dan dipisahkan bijinya secara manual dengan tangan. Proses ini menjadi bagian dari tradisi bertani yang terus dipertahankan oleh masyarakat setempat.

Harga jagung kering saat ini mencapai Rp 4.300,00 per kilogram, memberikan kebahagiaan dan kelegaan bagi para petani. Setelah menunggu beberapa bulan, mereka akhirnya dapat memanen hasil jerih payahnya dan memperoleh keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Peningkatan Luas Lahan dan Produksi Jagung

Pada tahun 2024, 17 ribu hektare lahan jagung di Gunungkidul mendapatkan bantuan benih. Secara nasional, luas panen jagung pipilan pada tahun 2024 mencapai 2,55 juta hektare. Luas ini mengalami kenaikan 2,93 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 2,48 juta hektare. 

Produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen pada tahun 2024 sebanyak 15,14 juta ton. Angka ini mengalami kenaikan 2,47 persen dibandingkan tahun 2023 yang sebanyak 14,77 juta ton. 

Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian, khususnya jagung, terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian petani.

Para petani di Gunungkidul mengandalkan curah hujan yang biasanya turun pada bulan Oktober atau November setiap tahunnya untuk memulai proses tanam. 

Metode tumpangsari menjadi strategi yang umum diterapkan, yaitu menanam jagung bersama dengan tanaman lain seperti ketela, kacang tanah, atau padi. Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi lahan tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem tanah.

Pemerintah turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan bantuan berupa benih jagung hibrida, termasuk varietas unggulan seperti BISI 2. 

Baca juga: Jerat Iblis

Pengeringan jagung yang dilakukan petani di Gunungkidul (Dokumentasi Pribadi)
Pengeringan jagung yang dilakukan petani di Gunungkidul (Dokumentasi Pribadi)
Setiap petani menerima sekitar 3 sampai 4 kilogram benih jagung hibrida, yang membantu mereka meningkatkan hasil panen. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menyatakan bahwa bantuan ini berkontribusi pada peningkatan produksi jagung sebesar 20% di wilayah tersebut.

Dampak Ekonomi dan Harapan Petani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun