Mohon tunggu...
Nyoman Sarjana
Nyoman Sarjana Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Permen Karet

26 Maret 2024   07:25 Diperbarui: 26 Maret 2024   07:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu Mirah yang sering mangkel di kelas merasa terpukul. Ternyata jebakannya untuk Bracuk membawa sial. Biasanya pagi-pagi sebelum guru datang, Bracuk dengan gayanya duduk di bangku guru sambil menirukan latah guru saat mengajar.

Mirah tidak suka guru pujaannya, Pak Tomo di olok-olok. Hingga Mirah memasangi permen karet itu.

Mirah gadis pendiam lagian pinter, kali ini merasa menyerah. Ia bingung harus berbuat apa. Diam-diam dia mendekati Agung ketua kelas.

"Agung, ada yang ingin aku sampaikan," kata Mirah. Wajahnya terlihat memelas.

"Waah, tumben putri cantikku. Ada apakah gerangan?" Agung menggoda. Ini kesempatan emas bisa merayu.

"Jangan gitu Agung. Aku lagi stres."


"Kok tumben?. Lagi diputusin pacar ya." Agung melontarkan kata tanpa mikir banyak.

"Ah, kamu. Itu lho, soal permen karet." Mirah menghentikan ucapannya. Pandangannya menerawang jauh.

"Gimana permen karet? Kan Pak Tomo sudah kena." Agung tersenyum.

"Itu dah Agung. Permen karet itu Aku yang masang."

Agung terbengong-bengong. Dia tak percaya ulah Mirah. Masak sih, pikirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun