Mohon tunggu...
Nur Dini
Nur Dini Mohon Tunggu... Buruh - Find me on instagram or shopee @nvrdini

Omelan dan gerutuan yang terpendam, mari ungkapkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasib Malang Rentenir

18 Mei 2019   08:04 Diperbarui: 18 Mei 2019   08:08 978
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saking seringnya kejadian itu, akhirnya bank minta ke perusahaan untuk bantu meminimalisir.  Terbitlah aturan kalau nomor rekening yang terdaftar di perusahaan tidak dapat diganti dan untuk permintaan penggantian buku tabungan "hilang" harus membawa surat pengantar dari perusahaan.  Tapi justru dari aturan itu saya baru tahu bahwa banyak sekali karyawan yang mengaku "kehilangan" buku tabungan dan kartu ATM. 

Kalau dulu kan urusan langsung ke bank dan laporan kehilangan di kantor polisi, jadi jumlahnya berapa yang tahu hanya bank.  Tapi sejak harus ada surat rekomendasi dari perusahaan, jadi ketahuan berapa banyak peminjam nakal.

Saya ga mau bahas bunga pinjaman yang terlalu tinggi, di luar nalar, mencekik rakyat kecil, bla bla bla.  Salah siapa pinjam kesana? Toh ga ada yang minta kan? Ada yang menawari pinjaman, bunga sudah disebut di awal, kalau tetap pinjam berarti sudah tahu resikonya kan? Saya malah jadi kasihan sama pemberi pinjamannya.  

Dia sudah memberi pinjaman, menghitung prediksi untung, tapi di akhir harus gigit jari karena rekening peminjam terblokir.  Jahat.  Tidak bertanggung jawab.  

Saya tidak mendukung praktik peminjaman uang berbunga besar, karena memang jahat.  Tapi kalau di awal setuju lalu tiba-tiba menusuk dari belakang dengan pemblokiran kartu ATM itu lebih jahat menurut saya.  Menggambarkan sikap yang tidak dewasa dan bertanggung jawab.  Kalau mau pinjam, ya harus mau bayar cicilannya dong.  Kalau bunganya gede ya resiko dong, kan udah tau dari awal bunganya segitu persen.  

Kalau mungkin nanti jadi ada dua kubu yang bertikai yang satu bela peminjam nakal, yang satu lagi bela rentenir terdholimi, saya jelas bela rentenir lah. Karena saya ga suka aja sama orang yang ga bertanggung jawab.


Akhir kata, saya tetap ingin bilang kalau bertanggung jawablah.  Pinjamlah uang secukupnya, meminjam pada tempatnya, dan bayarlah hutang pada waktunya.  Bye !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun