Mohon tunggu...
Nuzulia FatimaturRohmah
Nuzulia FatimaturRohmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PGSD FIPP UNNES

Mahasiswa aktif PGSD FIPP UNNES hobi menulis dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan di Indonesia

12 Oktober 2023   21:19 Diperbarui: 12 Oktober 2023   21:28 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nuzulia Fatimatur Rohmah, Mahasiswa PGSD UNNES/Dokpri

Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.  Dosen PGSD FIPP UNNES/Dokpri
Dr. Eka Titi Andaryani, S.Pd., M.Pd.  Dosen PGSD FIPP UNNES/Dokpri

Adanya pemberlakuan Kurikulum Merdeka disebabkan kejadian Covid-19 pada tahun 2020. Penyederhanaan dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka tidaklah terjadi secara instan. Perubahan kurikulum ini terjadi karena Indonesia berada di situasi darurat yang mengharuskan aktivitas pembelajaran dilakukan secara daring atau online. Dalam Kurikulum Merdeka proses pengajaran serta pembelajaran sudah mengacu pada digitalisasi sehingga akses materi pembelajaran dapat terakses dengan mudah di internet. Selain itu, peserta didik jadi lebih mengeksplor dirinya dalam belajar.

Berbeda dengan Kurikulum 2013 yang mengutamakan sekolah dengan akreditasi A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek menyatakan tidak ada persyaratan khusus bagi lembaga pendidikan yang ingin menggunakan kurikulum tersebut. Untuk mengatasi permasalahan yang ada saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi sedang melaksanakan revisi kurikulum ini. Kurikulum Merdeka ini menekankan pada kompetensi siswa, pengembangan karakter, serta pengembangan minat dan kemampuan anak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menggalakkan gagasan bahwa kebebasan belajar adalah simbol pendidikan. Prinsip kebebasan belajar atau Merdeka belajar diyakini bisa membantu sistem pendidikan Indonesia yang dinilai sedang terpuruk.

Kurikulum Merdeka diperkenalkan secara bertahap, dan sekolah diberi keleluasaan untuk mengadopsinya atau tidak, tergantung pada keadaan. Sekolah yang belum siap dari segi tenaga pengajar, tenaga pendukung, sarana dan prasarana diberikan pembekalan agar mudah melakukan pengaplikasian Kurikulum Merdeka pada saat mengajar. Proses pembelajaran yang dilandasi oleh rasa kemauan untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan dan konsep yang sebanding dengan sekolah humanistik menjadikan anak peserta didik sebagai subjek belajar yang dapat berkembang karena mempunyai potensi fitria dari dalam dirinya.

Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan skill atau potensi yang berkaitan dengan minat bakat yang diharapkan peserta didik mampu beradaptasi dengan lingkungan yang luas. Selain itu, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan pada satuan pendidikan untuk mengatur kurikulum berdasarkan otonomi daerah dan memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan dan menyelenggarakan penyampaian pembelajaran. Dengan diterapkannya pembelajaran Kurikulum Merdeka, seluruh rencana dan rencana pembelajaran dibuat lebih ringkas dengan memasukkan komponen-komponen penting sehingga guru mempunyai banyak waktu untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Selama ini, banyak keluhan yang muncul karena strukturnya yang detail dan kaku serta mengharuskan guru mengikuti tahapan pembelajaran yang telah dibuat sehingga mengakibatkan guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk urusan administrasi.

Di era digitalisasi seperti sekarang ini, pengaruh Kurikulum Merdeka pada Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang cukup besar. Tugas akhir peserta didik dalam membuat proyek-proyek inilah yang menjadi potensi anak muda untuk menemukan inovasi baru serta tidak ada batasan peserta didik dalam berkarya dan menciptakan sesuatu hal.

Pengaruh Kurikulum Merdeka untuk menunjang pembelajaran yaitu adanya P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai karakter, norma, spiritual, dan kesantunan. Dengan P5 ini, peserta didik selain menambah skill atau pengetahuan dalam bidang akademik saja, tetapi unsur-unsur kesopanan yang berlaku dalam masyarakat pun dapat dikembangkan sejak dini. Sangat menyenangkan bagi siswa untuk belajar dengan cara ini karena membuat mereka merasa seperti di rumah sendiri. Dalam upaya mencegah monoton, kebosanan, dan anggapan bahwa pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas, maka dikembangkanlah metode pembelajaran ini. Mentalitas yang paling penting dalam penerapan Kurikulum Merdeka adalah memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan standar pengajaran di kelas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun