Mohon tunggu...
Nuty Laraswaty
Nuty Laraswaty Mohon Tunggu... Penulis - Digital Marketer , penulis konten

owner my own law firm,bravoglobalteam founder,trainer network marketing, trading, speaker in radio program( heartline fm - gaya fm) and multiply seminars,mc

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Orang Kaya Baru" Saat Imajinasi Dibawa ke Dunia Khayalan

29 Januari 2019   14:54 Diperbarui: 29 Januari 2019   16:24 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: properti visinema

Bagaimana tidak, saat menonton film saja, seringnya penonton asyik sibuk sendiri dengan handphone di tangannya. Tidak menyadari sinar kilau handphonenya menyakiti mata para penonton lain yang terkena pantulannya. belum lagi, kalau diingatkan, malah lebih galak lagi.

Bahkan sekarang lebih ekstrimnya, ada beberapa yang sibuk menerima panggilan telpon dari handphonenya sambil menonton film.

Dengan kondisi seperti ini, mungkinkah pesan yang dimaksud oleh Joko Anwar dapat diterima oleh penonton?

Namun film ini dapat saya kategorikan juga sebagai kritik sosial bagi masyarakat Indonesia saat ini, hal ini disebabkan karena masih terlihat kesenjangan sosial antara si Kaya dan si Miskin dan menampilkan segi pahit si Miskin yang harus bekerja 58 jam sehari, melakukan apa saja, demi mengejar cita-citanya. Namun seolah si Miskin inilah yang masih memiliki naluri kebijakan dan etika sosial , jika dibandingkan dengan si Kaya.

Lucunya, mendadak hanya dalam sekejab Si Miskin dapat berubah menjadi tidak bijak lagi dan tidak memiliki etika sosial lagi, hanya gara-gara uang.

Bahkan yang tadinya masih memiliki, perlahan tergerus. Benar-benar menggambarkan ciri khas Orang Kaya Baru.

Oleh karena itu, saya merasa dari segi judul, film ini menggambarkan kondisi sosial masyarakat di Indonesia hingga masyarakat Internasional saat ini.

Sinopsis

Apa jadinya jika ada keluarga yang mendadak menjadi kaya raya? Dalam sekejap mata, semua berubah .

Diceritakan bahwa ada sebuah keluarga sederhana dan  hidup mereka sangatlah pas-pasan, bahkan cenderung kekurangan. Setiap kali hendak membeli barang maupun melakukan tindakan berkaitan dengan uang, harus berpikir berulang-ulang.Namun begitu keluarga ini  tetap kompak.

Mereka memiliki tiga orang anak (Tika, Duta, Dodi) . Meskipun bukan keluarga kaya, mereka mampu menjalani hari dengan menyenangkan. Bapak terlihat sangat  bahagia dan selalu memberikan semangat bagi anggota keluarga yang lain dalam guyonan satir khasnya saat ada persoalan terkait dengan uang.Namun Bapak hanya punya satu keinginan, agar anak-anaknya dapat bersekolah di sekolah yang bagus dan menjalani hidup sesuai keinginan masing-masing anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun