Mohon tunggu...
Demianus Nahaklay
Demianus Nahaklay Mohon Tunggu... Dosen - Announcer

Menjadi seorang penyiar radio adalah tugas yang mulia karena dapat mengedukasi masyarakat mengenai berbagai isu atau permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat melalui media radio

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sore Hari, Momentum Membangun Kesadaran Politik: Kedatangan Petugas SPPS

11 Februari 2024   20:25 Diperbarui: 11 Februari 2024   21:42 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Dokpri

"Sore Hari, Momentum Membangun Kesadaran Politik: Kedatangan Petugas SPPS"

Di sore hari Minggu, 11 Februari  2024 pukul 16.00 wit  yang tenang, tiba-tiba, terdengar langkah-langkah teratur dari Sepatu dua  orang petugas Surat Pemberitahuan Pemungutan Suara (SPPS) yang berjalan menuju teras rumah. Terdengar ucapan “Selamat Sore….! Permisi pak..! Ada apa ya? Ternyata mereka adalah  petugas SPPS yang berkunjung ke rumah penulis.

 Ini  momen yang ditunggu-tunggu oleh keluarga kami mengingat hari pemungutan suara semakin dekat. Bahkan rencana besok pagi  penulis akan mengecek ke rumah pak RT memastikan bahwa nama kami sekeluarga tetap terdafar sebagai warga RT setempat yang punya hak suara di pemilu 2024.  

Kehadiran kedua petugas  menandakan dimulainya sebuah perjalanan demokratis yang penting: pemilihan umum. Kehadiran petugas SPPS bukan hanya sekadar kunjungan rutin untuk mengantar dokumen penting, tetapi juga memastikan secara detail semua persyaratan yang tercantum dalam  SPPS. Mereka memberikan penjelasan tentang pentingnya pemungutan suara dan prosedur yang harus diikuti oleh setiap pemilih. 

Kedatangan petugas SPPS di sore hari juga mencerminkan komitmen pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan bahwa setiap warga negara yang menerima SPPS dapat berpartisipasi dalam proses demokrasi dengan baik.

 Waktu kedatangan ke TPS dipilih dengan cermat, misalnya pagi hari sebelum menjalankan aktivitas lain di rumah atau diluar rumah mengingat waktu yang ditetapkan di TPS II (dua) Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon Maluku.  Waktu yang ditetakan  pukul 07.00-11.00 wit. Ketetapan waktu ini terasa terlalu singkat dibandingkan dengan TPS lainnya yaitu mulai pukul 07.00-12.30 wit. 

Namun hal ini bagi penulis dan keluarga tidak dipersoalkan.   Hal yang utama adalah telah menerima selembar SPPS dan siap menyalurkan hak pilih secara demokratis di 2024. 

Para petugas mengarahkan agar pemilih dapat menggunakan waktu dipagi hari. Mengapa? hal ini  dikuatirkan jika siang hari saat pencoblosan ke TPS sudah ditutup. Jika hal itu terjadi maka hak pilih di pemilu 2024 bisa hilang begitu saja.

Perlu diapresiai petugas SPPS di sore hari, bahwa   mereka memberikan banyak  motivasi bagi warga Masyarakat. Tantangan yang mereka hadapi adalah bagaimana menjangkau warga Masyarakat dengan medan yang sangat sulit dijangkau.

 Daerah berbukit dan curam menjadi kendala apalagi menjalankan tugas ditengah panas Terik matahari  yang terasa membakar kuit di pada siang hari ini. Situasi ini menjadi salah satu penyebab  petugas belum menjangkau semua warga Masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun