Banten KOMPAS. com—Di tengah derasnya arus pembangunan dan ketimpangan sosial yang masih terasa di berbagai daerah, sebuah organisasi masyarakat muncul dengan semangat juang yang tak pernah padam: Badak Banten Perjuangan (BBP).
Organisasi ini hadir bukan sekadar sebagai wadah aspirasi, melainkan sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan keteguhan rakyat Banten dalam memperjuangkan keadilan.
Makna dan Filosofi “BADAK”
Nama BADAK bukan sekadar representasi hewan kuat khas Banten yang dikenal kokoh dan tak mudah tunduk.
Lebih dari itu, BADAK adalah akronim dari Barisan Aktivis dan Advokasi Keluarga, yang menggambarkan semangat kolektif rakyat dalam memperjuangkan nasibnya sendiri.
“BADAK selain simbol kekuatan fisik dan ketangguhan dalam prinsip perjuangan membela kaum termarjinalkan oleh kekuasaan, juga menjadi perwujudan perlawanan terhadap kerakusan dan ketidakpedulian terhadap rakyat miskin,” ujar H. Eli Sahroni, Ketua Umum Badak Banten Perjuangan yang dikenal dengan panggilan King Badak.
Bagi para pejuang di dalamnya, BADAK adalah jiwa yang menyatu dengan penderitaan rakyat kecil.
Ia menjadi simbol perlawanan terhadap keserakahan, korupsi, dan ketimpangan sosial yang selama ini mengekang suara rakyat.
“Lahir di Lebak untuk Banten dan Nusantara,” begitu semboyan yang kerap digaungkan oleh para anggota BBP sebagai bentuk dedikasi untuk tanah kelahiran dan seluruh negeri.
Visi dan Misi Perjuangan