Mohon tunggu...
Iba Mabako
Iba Mabako Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panggilan Terakhir

26 Februari 2023   21:29 Diperbarui: 15 Mei 2023   11:01 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://app.leonardo.ai/ai-generations

Hari kembali normal seperti biasanya. Mengkaji kitab suci sudah menjadi tradisiku disana. Di akhir pekan, selalu kutelepon Ibuk seperti biasa. Menanyakan kabar. Sesekali, gelak tawanya terdengar sejuk mendinginkan. Hanya saja semburat senyumnya tak tampak.

Hingga tiba sore itu. Dikala sedang syahdunya melantunkan ayat suci, teman sejawatku tiba-tiba mendatangi. Membuatku terheran.

"Sudah kucari kemana-mana ternyata disini" Sahutnya, dengan napasnya yang masih tersengal.

"Kenapa?" Jawabku, mataku menatapnya penasaran.

"Ustadz Heru nyariin kamu. Katanya penting. Ayo ikut"

Belum sempat kubertanya, tangannya sudah awal menarikku berdiri. Mengantarku menuju kantor siswa sambil berlari.

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum, Ustad" Sapa kami berdua, langsung masuk.

"Waalaikumussalaaaam. Akhirnya kamu datang juga. Ini, daritadi kakakmu terus menelepon. Ingin bicara denganmu" Jawabnya, sambil memberikan handphone ditangannya.
. . .

Hujan terus mengguyur dengan deras. Dari balik kaca, cahaya-cahaya lampu terlihat remang. Tertinggal cepat oleh laju mobil yang kutunggangi.

Dreddd!
Handphone-ku bergetar dalam saku.

"Sudah berangkat dek?" Tanya kakakku memastikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun