Mohon tunggu...
Paulinus Kanisius Ndoa
Paulinus Kanisius Ndoa Mohon Tunggu... Dosen - Sahabat Sejati

Bukan Ahli, hanya ingin berbagi kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenang Aneka Mainan Edukasi Anak-anak Zaman Doeloe

1 Agustus 2021   07:17 Diperbarui: 1 Agustus 2021   07:30 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Life hack. Sumber ilustrasi: PEXELS/SeaReeds

Karena sederhana dalam pengadaan maka otomatis sangat ekonomis. Pokoknya ga usah mengeluarkan banyak duit. Orang tua tak perlu mikir, putar otak untuk bisa membelinya. Misalnya ketika ingin main ketapel, maka cukup mengeluarkan uang 500 perak untuk beli karet gelang dipasar. 

Pada jaman saya ada saja pedagang yang kreatif, menerima barter karet gelang dengan kelapa. Sayang sekali saya lupa berapa persisnya nilai barter itu. Maklum udah hampir 20 tahun silam.

Begitu juga jika ingin main kelereng, sama sekali tidak mesti mengeluarkan uang sepeserpun karena kalereng bisa didapatkan di hutan, atau minta di teman. Toh hanya butuh satu kelereng saja. Juga jika ingin ingin bermain egrang. Cukup memiliki dua bambu/kayu keras lainnya.

Selain sederhana dan ekonomis, jenis permainan tradisonal masa kecil sarat dengan makna. Ini yang membuat saya tetap rindu untuk memainkannya kembali walaupun usia udah memasuki paruh baya.

Hemat saya permainan masa kecil sarat makna. Penuh dengan nilai edukatif.  Yang bisa saja tidak disadari di kala itu. Nilai dan pemaknaan bisa saja datang kemudian. Nilai-nilai itu misalnya: kerja sama tim, latihan konsentrasi, latihan keseimbangan dan fokus, latihan sosialisasi dengan teman, dan sebagainya. 

Selain itu menjadikan tubuh lebih sehat, karena bermain sambil olahraga. Pikiran fress, tubuh gerak terus dan sosialisasi berjalan. Maka jarang anak-anak kampung sakit, antibody-nya kuat. Bukan karena vaksin tetapi dibentuk oleh hujan dan lumpur. Tubuh mereka 'menyatu akrab dengan alam'.

Kebanyakan anak-anak zaman now sudah tak kenal lagi dengan aneka permainan anak-anak zaman doeloe. Sekalipun orang tua mencoba memperkenalkannya kepada mereka, tetap saja mereka merasa lucu dan aneh. Ini tidak hanya oleh anak-anak yang tinggal di kota yang mulai akrab dengan modernitas, akrab dengan IT. Anak-anak di desa sekalipun mulai enggan untuk memainkan aneka permainan tradisonal. Pokoknya di mata mereka semua yang berlabel doeloe itu udah ketinggalan zaman.

Kini zamannya semua permainan zaman lampau itu dipindahkan ke gadget dan televisi. Halaman rumah, lapangan terbuka yang becek yang biasanya menjadi tempat bermain kelereng dan engrang berpindah tempat ke ruang TV ber-AC, berpindah ke layar gadget. Anak ga perlu berbaur dengan temannya agar bisa bermain rame-rame sambil saling mengejek, bercanda dan sesekali berantam kecil-kecilan.

Kini anak-anak cukup duduk manis di sofa sambil cemilan. Ia bisa sepuasnya bermain apa saja bersama gadget kesayangan. Ia tidak butuh teman bermain yang banyak kayak anak-anak zaman doeloe seperti saya. Yang kadang mencari teman ke rumahnya untuk mengajak bermain. Bahkan kalau ketimpa rejeki diajak makan oleh teman di rumahnya.

Zaman ini mereka tidak butuh teman yang banyak. Maka jangan nanya siapa nama anak tetangga mungkin ia tidak tahu karena jarang bermain bersama. Tambah seram lagi jika orang tuanya ikut menakut-nakutin kalo tetangga A, B berbahaya. Sesama betul-betul menjadi 'orang lain' bukan bagian dirinya.

Saya tidak sedang mendewakan masa lalu dan menjelekan kekinian. Rekan kompasiana juga demikian. Zaman memang sudah berubah, dan kita mesti update agar tidak ketinggalan zaman. Mesti dilakukan saat ini oleh orang tua adalah kebijaksanaan dalam memilih jenis permainan sambil sesekali mendampingi anak bermain. Dengan beberapa cara:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun