Di tengah pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi digital, penggunaan bahasa Indonesia baku semakin menghadapi tantangan. Banyak pendidik terbiasa menggunakan bahasa campuran atau bahasa gaul dalam percakapan sehari-hari maupun dalam media sosial. Kondisi ini dapat berpengaruh pada kebiasaan berbahasa di lingkungan sekolah.
Oleh sebab itu, pendidikan bahasa Indonesia perlu menanamkan kesadaran dan kebanggaan dalam menggunakan bahasa Indonesia baku sebagai bentuk pelestarian identitas nasional dan peningkatan mutu komunikasi akademik.Bahasa bukan hanya untuk berkomunikasi, tetapi juga sarana pemersatu bangsa, suku, ras. Indonesia terdiri dari 17.000 pulau dan sekitar 718 bahasa daerah. Sebelum bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa nasional, masyarakat Indonesia berkomunikasi dengan bahasa daerahnya masing - masing yang diwariskan dari zaman duhulu. Sehingga bahasa Indonesia ialah bahasa persatuan bangsa dan sudah diresmikan pada ikrar sumpah pemuda 1928 yang berbunyi "kami putra dan putri Indonesa menjujung bahasa yang satu, bahasa Indonesia".
Indonesia menjadi salah satu bahasa pemersatu antar daerah yang memiliki bahasa yang bervariasi sehingga dapat memberikan efektivitas dalam berkomunikasi. menyampaikan informasi, masyarakat bisa menggunakan bahasa baik tulis maupun bahasa lisan. Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting sebagai bahasa negara, terutama dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di berbagai lembaga pendidikan. Penggunaan ini mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), hingga perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dengan demikian, pembelajaran Bahasa Indonesia di lembaga pendidikan menjadihal yang sangat penting untuk diterapkan agar peserta didik mampu berkomunikasi, berpikir, dan mengekspresikan diri secara baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.Penggunaan bahasa Indonesia di bidang pendidikan juga berfungsi untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan menumbuhkan jati diri bangsa pada peserta didik. Dengan menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah yang ditetapkan oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesi) dan EYD. Pentingnya penggunaan Bahasa Indonesia dalam bidang pendidikan tidak hanya terletak pada fungsi komunikatifnya, tetapi juga pada perannya dalam membentuk karakter, identitas nasional, dan kesetaraan kesempatan belajar bagi seluruh warga negara Indonesia.
Bahasa Indonesia di bidang pendidikan untuk pembentukan pola pikir yang logis, sistematis, dan ilmiah. Bahasa yang baku membantu peserta didik memahami konsep secara tepat, menyampaikan gagasan dengan jelas, serta menulis karya ilmiah sesuai kaidah bahasa yang berlaku. Sebaliknya, penggunaan bahasa tidak baku dalam konteks pendidikan dapat menimbulkan kesalahpahaman, mengaburkan makna, dan menurunkan kualitas komunikasi akademik.
*Temuan data*
1. Kata "entar"
Penggunaan kata tidak baku " entar" dapat dilihat dalam kalimat seperti "entar ibu kasih tahu". Â Kata "entar" merupakan bahasa bahasa tidak baku yang dapat digantikan dengan kata baku " nanti". Dalam bahasa baku, kalimat tersebut dapat diubah menjadi "nanti ibu kasih tahu".
2. Kata "temen-temen"
Penggunaan kata tidak baku dalam pembelajaran dapat dilihat dalam kalimat "baik teman-teman semua". Dlam bahasa baku, kalimat tersebut dapat diubah menjadi " baik teman-teman semua". Dengan demikian bahasa menjadi lebih formal dan mengajarkan kepada anak untuk berbahasa Indonesia sesuai kaidah kebahasaan.
3. Kata "satus"
Penggunaan kata tidak baku dalam pembelajaran dapat dilihat dalam kalimat "satus bandung lima puluh". Penggunaan kata "satus" yang merupakan bahasa tidak baku, menunjukkan bahwa guru tersebut belum menerapkan penggunaan bahasa baku dalam pembelajaran. Seharusnya, seorang guru dapat menggunakan bahasa baku untuk berkomunikasi dengan siswa, seperti "seratus banding lima puluh". Dengan menggunakan bahasa baku, guru dapat membiasakan siswa untuk menggunakan bahasa yang formal dalam berkomunikasi, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan bahasa yang lebih baik dan efektif dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menjadi contoh yang baik dalam menggunakan bahasa baku dalam pembelajaran.
*Analisis Kritis*
Sebagai calon pendidik, saya belajar bahwa sangat penting untuk menerapkan dan membiasakan penggunaan bahasa baku dalam komunikasi. Dengan menggunakan bahasa baku, saya dapat menjadi contoh yang baik bagi siswa dan membantu mereka memahami pentingnya menggunakan bahasa yang benar dan efektif. Saya juga menyadari bahwa menghindari campur kode dalam komunikasi dapat membantu meningkatkan kualitas bahasa dan mengurangi kesalahpahaman.Â
Oleh karena itu, saya berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar dalam setiap kesempatan, baik dalam mengajar maupun dalam interaksi sehari-hari. Selain itu, saya juga ingin membuat pembelajaran bahasa Indonesia menjadi menyenangkan dan menarik bagi siswa. Saya percaya bahwa dengan membuat pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan, siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar dan meningkatkan kemampuan bahasa mereka. Dengan demikian, saya dapat membuat siswa betah dan nyaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
*Rekomendasi*
Untuk meningkatkan mutu bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, perlu ada upaya konkret seperti penguatan pemahaman tata bahasa dan penggunaan bahasa baku, penataan bahasa di media publik, serta pengembangan kurikulum yang fokus pada keterampilan bahasa.
* Meningkatkan pemahaman guru dan siswa terhadap tata bahasa dan penggunaan bahasa Indonesia baku melalui pelatihan dan materi yang relevan.
* Menyediakan materi pembelajaran yang akurat dan mudah dipahami tentang kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
* Mengintegrasikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ke dalam berbagai mata pelajaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI