Mohon tunggu...
Nuryahya Aditya Putra
Nuryahya Aditya Putra Mohon Tunggu... Guru di SMKN 2 Blora

Hoby saya menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Blora Aku Merindukanmu yang Dulu

10 Desember 2022   18:00 Diperbarui: 10 Desember 2022   18:01 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Hah? Tau darimana? "

" Gimana aku gak tau kan aku udah pindah dari Solo kesini sekitar satu tahun lebih jadi aku taulah, kebanyakan orang di daerah sini gitu soalnya. Males ribet di dapur, jadi buat acara sedekah bumi biasanya pada beli. "

Lagi-lagi aku merasa miris. Ternyata benar, Budaya di kota ini perlahan dilunturkan. Di sisa perjalanan, kami kembali mendiskusikan tentang perubahan zaman dan masyarakatnya yang sudah berkembang jauh. Kebudayan sudah mulai kendor, Toleransi yang lambat laun hanay dianggap angin lalu. Semuanya sudah berubah, dan disaat seperti inilah aku aku merindukan hal yang sudah berubah itu. Aku rindu sengan orang yang masih memegang teguh budaya sebagai ciri khas, rang yang masih mempertahankan kebersamaan.  Kasihan anak-anak yang lahir di masa depan, mereka tidak akan bias lagi mersakan tradisi, makanan, keseruan bermain bersama sampai lupa pulang, lantaran teknologi sudah membius ke dalam diri anak-anak itu. Duh Blora, kota tercintaku, betapa aku merindukanmu yang dulu.

Aku sampai di depan rumah Rina. Setelah mengucapkan sampai jumpa pada Rangga teman yang sangat aku rindukan kehadirannya dulu aku langsung menghampiri Rina yang terlihat cemas menuggu kehadiranku.

"Ya Allah, Sisca, aku kira kamu kenapa-kenapa di jalan soalnya kamu pulangnya lama bange." Rina mendekatiku dan langsung mencengkram kedua bahuku. Aku tersenyum sebisa mungkin. "Aku tadi ketemu teman lamaku dan ngobrol-ngobrol dulu Rina sayang".

"Kamu itu bikin aku cemas saja"ucapnya dengan nada agak kesal dan raut lega karena aku sudah kembali.

" Kamu lebay banget tau nggak, mana mungkin aku kenapa-kenapa aku ini wanita hebat jadi nggak bakal kenapa-kenapa, heheheh... "

Rina Cuma geleng-geleng kepala menggapi ucapanku tadi. Ia menarik tanagnku, "Ya, sudah ayp masuk teman-teman lain sudah dating. " Aku menurut dan ikut bergabung dengan teman-temanku yang lain di dalam.

Ceritanya cukup sampai sini saja. Hanya sampai pada kerinduanku pada kota Blora yang lama. Tidak ada yang buruk dalam hal ini. Perkembangan teknologi adalah salah satu hal yang pasti. Namun tidak sebagai masyarakat harus lebih bijak menyikapinya. Mengikuti perkembangan zaman boleh, tapi tradisi juga tetap harus dipertahankan. Mau bahaimana juga, tradisi adalah ciri khas yang diwariskan nnenek moyang untuk kita sebagai generasi penerus bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun