Mohon tunggu...
nurul rahmat febriady
nurul rahmat febriady Mohon Tunggu... Saung AA Iyuy

Ketika seseorang mampu memberikan kebaikan untuk orang lain disitulah indahnya hidup

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banten Girang

16 Agustus 2025   08:31 Diperbarui: 16 Agustus 2025   08:31 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saksi Bisu Peralihan Peradaban di Banten

Di tepi aliran Sungai Cibanten, Serang, tersembunyi sebuah situs kuno yang menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah Banten: Banten Girang. Meski namanya jarang terdengar di telinga wisatawan luar, bagi masyarakat Banten, situs ini adalah salah satu titik awal lahirnya peradaban di wilayah ini.

Dari Kerajaan Sunda tua  ke Kesultanan

Banten Girang berkembang pesat sekitar abad ke-10 hingga ke-14 Masehi, ketika wilayah ini masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Lokasinya strategis, dikelilingi bentang alam subur dan jalur sungai yang menghubungkan pedalaman dengan pesisir.

Menurut penelitian arkeolog, situs ini dulunya menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat spiritual. Terdapat gua buatan, punden berundak, dan berbagai artefak yang menunjukkan pengaruh Hindu-Buddha. Namun, seiring masuknya pengaruh Islam, pusat kekuasaan bergeser ke pesisir di bawah pimpinan Sunan Gunungjati dan putranya, Hasanuddin. Dari sinilah berdiri Kesultanan Banten yang terkenal hingga ke mancanegara.

Keunikan Situs

Banten Girang menyimpan gua pahatan di tebing batu, konon dibuat jauh sebelum Islam datang. Ada pula makam Ki Masjong dan Agus Ju, tokoh yang diyakini sebagai muslim pertama di wilayah Banten. Makam ini kerap diziarahi masyarakat, termasuk dari komunitas Baduy yang percaya leluhur mereka pernah bermukim di sini sebelum pindah ke pedalaman.

Kurangnya Perhatian

Sayangnya, meski memiliki nilai sejarah tinggi, Banten Girang kurang mendapat perhatian. Banyak bagiannya yang tergerus waktu dan perkembangan kota. Perawatan situs lebih banyak bergantung pada inisiatif warga dan peziarah.

Mengapa Penting?

  • Nilai Sejarah: Menggambarkan peralihan besar dari era Hindu ke Islam.
  • Identitas Budaya: Bukti keberlanjutan tradisi lokal yang unik.
  • Warisan Bangsa: Layak dijaga untuk generasi mendatang.

Banten Girang bukan hanya tentang batu, gua, atau makam---ini adalah potongan mozaik sejarah yang membentuk identitas Banten. Semoga semakin banyak orang yang mengenal dan peduli pada warisan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun