Begitulah. Rezeki memang kerap datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Ketika submit aneka persyaratan untuk kompetisi, saya hanya mengusung prinsip Nothing to Lose. Keangkut sebagai peserta, Alhamdulillah... Ndak keangkut, ya sudahlah.
Eh... ternyata setelah check and recheck dengan tim Google, Alhamdulillah email tersebut benar-benar valid, bukan scam!
Tak butuh waktu lama, saya (dan beberapa teman dari Indonesia) sibuk berkoordinasi dengan agen travel dan visa yang ditunjuk Google untuk mendampingi kami mengurus aneka dokumen yang diperlukan. MasyaAllah... ternyata untuk bisa cuss ke Amerika, syaratnyaaa ribet bener dah!
Ada sejumlah dokumen yang harus kami isi. Nggak boleh ngawur, nggak boleh salah. Karena, dokumen ini akan menjadi salah satu amunisi manakala wawancara visa di Kantor Konjen Amerika Serikat.
Kalau ngawur, dan kita sibuk mengarang kebohongan-kebohongan berikutnya, alamaatt... bakal gagal dan permohonan visa ditolak! Huhuhu, pedih kan?
Hamdalah, urusan visa lancar jaya. Tiket pesawat dan hotel juga sudah dibantu booking oleh agency yang membantu kami. Izin dari suami dan keluarga sudah saya dapat. Off we go ke Benua yang begituuu jauhnyaaa...!
Yap, kami (para Local Guides dari Indonesia) bersiap terbang menuju Amerika. Pesawat Singapore Airlines membawa kami dari Surabaya -- Singapura -- Hongkong -- San Francisco.
Kalau ditotal jendral (plus transit) penerbangan ini mencapai 20 jam! Gokiiill, ini adalah long flight yang super duper panjaaanggg dan lamaaaa. Gak heran, selama di pesawat, saya tu beneran mati gaya. Tidur-bangun-makan-otw toilet-sholat-nyetel film-ngobrol ama teman-minta jajan ke cabin crew, semua udah dilakoni. Tapi kok, nggak nyampe-nyampe yaaaa?