Mohon tunggu...
NURUL MAWARIDAH
NURUL MAWARIDAH Mohon Tunggu... GURU

Educator • Literacy Activist • Writer • Public Speaker The best of people are those who are most beneficial to others

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lumpur Hitam Menyucikan

26 Juni 2025   12:21 Diperbarui: 26 Juni 2025   12:21 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumpur Hitam Menyucikan (Sumber: Design Canva)

Teratai adalah simbol kuat bahwa tempat lahir kita, entah itu masa lalu kelam, keluarga yang penuh konflik, atau lingkungan yang buruk, tidak harus menentukan nasib kita. Kita bisa mekar, walau tumbuh dari lumpur.

 

Kesalahan adalah Jalan Menuju Kebenaran

Banyak orang takut salah. Takut gagal. Padahal, kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Bahkan, sebagian orang besar justru menemui titik balik hidupnya di saat paling terpuruk.

Bayangkan seorang mantan pecandu yang kini menjadi motivator. Atau seorang mantan narapidana yang kini membuka lapangan kerja bagi sesama. Mereka pernah "tercebur" dalam lumpur. Tapi bukan berhenti di sana. Justru dari lumpur itulah mereka membersihkan diri, dan mengulurkan tangan kepada orang lain.

Jika setiap orang hanya hidup dalam zona nyaman, kapan kita benar-benar belajar tentang arti kehidupan?

 

Perspektif Religius: Taubat Adalah Proses Penyucian

Dalam banyak ajaran agama, lumpur bisa diibaratkan sebagai dosa atau kehidupan dunia yang kotor. Namun, proses taubat dan kembali kepada Tuhan justru adalah penyucian. Hati yang pernah kotor bisa dibersihkan, jika kita sungguh ingin memperbaikinya.

Lumpur bukan akhir. Ia adalah awal dari perjalanan menuju kebersihan hati dan jiwa. Bahkan dalam Islam, debu bisa menjadi alat bersuci (tayamum) jika air tidak tersedia. ini simbolis bahwa bahkan sesuatu yang kita anggap kotor, bisa jadi jalan penyucian jika kita tahu caranya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun