[caption id="attachment_142958" align="aligncenter" width="640" caption="Kompasiana 3rd Anniversary"][/caption] Tak pernah terbersit dalam diri saya ketika menjadi member Kompasiana atau Kompasianer di awal tahun 2009, bahwa blog sosial ini akan dikenal luas. Mulanya, Kompasiana yang merupakan media blog yang diperuntukkan bagi wartawan di lingkungan Kompas Gramedia hanya dihuni puluhan kepala yang menuangkan ide, opini dan laporannya. Ketika itu, Pepih Nugraha menjadi pemain tunggal dalam mengelola blog sosial yang memiliki tagline "Sharing & Connecting". Seiring waktu berjalan, di hari jadinya yang pertama (2009), Kompasiana dibuka untuk publik dan terus diminati penulis-penulis di tanah air. Mereka yang baru mengenal Kompasiana ketika itu banyak yang memulainya dengan mengirimkan komentar atas tulisan yang ada dan selanjutnya terangsang untuk mengeroyoki blog sosial ini dengan beragam ide, opini dan laporan. Kini, sejak kelahirannya pada 22 Oktober 2008 silam, Kompasiana menjadi blog sosial terbesar di Indonesia dan menjadi rujukan terpercaya mainstream media dalam pemberitaan. Data dan fakta menunjukkan, per Oktober 2011 ini Kompasiana telah memiliki 88.000 lebih member yang bergabung. Perharinya, terhimpun sekitar 700-1000 tulisan yang bermuara di berbagai rubrik dan kanal yang tersedia dan Kompasiana tercatat dalam 50 situs terbesar di Indonesia---posisi rangking berdasarkan Alexa (Oktober 2011) di peringkat 36. Beragam penghargaan pun pernah diraih Kompasiana, diantaranya Marketeers Netizen Champions MarkPlus, Best in Citizen Journalism Pesta Blogger 2010, Asian Digital Media Awards 2010 Best in Digital Content – User Generated Content WAN-IFRA. Puluhan judul buku---fiksi dan non fiksi---karya Kompasianer, turut melengkapi etalase karya di Kompasiana. Menyoal inovasi, tiap waktu terus dilakukan dan terus berbenah demi menjaga kualitas dan kuantitas. Mulai dari tampilan sampai penambahan rubrik dan kanal. Lahirnya Kompasiana versi cetak (FREEZ) yang terbit tiap hari Kamis di Harian KOMPAS juga menjadi prestasi tersendiri bagi Kompasiana. Tidak bisa dibantah lagi, Kompasiana seperti sekarang ini karena peran dan kontribusi membernya yang disebut Kompasianer. Mereka seakan menjadi motor Kompasiana di samping kerja tim pengelola (Admin). Warna-warni Kompasiana "Tulis saja apa yang ada di kepala!" Kata-kata itu kian melekat di Kompasianer sampai sekarang. Dahulu, saya sendiri mengalami dan banyak menemui orang-orang yang kini menjadi Kompasianer, malu dan tidak percaya diri untuk menulis di Kompasiana, yang dihuni banyak penulis-penulis bagus dan berbakat, sehingga hal itu menjadi tembok yang menghalangi untuk menulis. Tapi, paradigma itu kian luntur seiring kehangatan antar Kompasianer yang rela berbagi ilmu untuk menulis atau ngeblog. Jika dahulu Kompasiana hanya berisikan opini dan laporan warga yang terbilang serius seperti seputar persoalan politik dan ekonomi, sekarang tulisan di Kompasiana kian berwarna tanpa mengurasi kualitas dan kuantitas. Maraknya tulisan fiksi di Kompasiana juga menjadi fenomena tersendiri. Kompasiana pun mengapresiasi itu dengan membuatkan kanal khusus fiksi. Bahkan makin banyak penulis (blogger) muda di Kompasiana. Mereka aktif berbagi melalui tulisan dengan warna-warni kehidupan anak-anak muda. Setidaknya Kompasiana telah dihuni oleh lintas batas usia dan pikiran. Dari Sabang sampai Merauke, dari dalam dan luar negeri dari pejabat hingga rakyat biasa, semua kumpul di Kompasiana dan sangat tepat jika Kompasiana merupakan Indonesia mini. Besok, 22 Oktober 2011, Kompasiana merayakan hari jadinya yang ketiga. Suka dan duka di Kompasiana dirasakan bersama dengan keakraban dan kehangatan. Di hari jadinya ini, saya berharap Kompasiana dapat menjadi sumber ilmu dan informasi bagi semua kalangan. Makin banyak berbagi dan berinteraksi di Kompasiana, akan menjadikan kita sebagai Kompasianer makin bijak dalam menyikapi kehidupan, makin bertambahnya wawasan dan menambah teman tanpa dibatasi sekat wilayah, suku, agama dan lainnya. Dirgahayu Kompasiana! NuruL