Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Setetes Keindahan Surga di Kawah Putih

1 Februari 2010   22:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:08 4245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sungai yang dialiri susu dan madu, pohon yang menghasilkan buah melimpah dan lezat, keindahan yang tiada bandingannya, merupakan gambaran dan imajinasi kita tentang surga, terutama tentang isi surga itu. Kesemuanya tak bisa didapat di dunia karena memang itulah eksklusivitas surga yang akan menjadi "terminal" akhir umat manusia setelah meninggalkan dunia yang fana ini. [caption id="attachment_66313" align="alignleft" width="300" caption="Kawah Putih, Ciwidey, Bandung (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Dibalik imajinasi keindahan surga yang tergambar dalam pikiran semua orang dan tidak dapat dirasakan selama masih di dunia, ternyata kita semua dapat merasakan tetesan keindahan surga itu di dunia. Tentang keindahan dan kehebatan sang khalik dalam men-design dunia ini. Itu bisa kita dapatkan di sebuah tempat terpencil dan jauh dari keramaian, seperti keindahan tempat wisata Kawah Putih yang terdapat di daerah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. Perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai tempat wisata ini merupakan kenikmatan tersendiri sebelum akhirnya dibayar dengan keindahan Kawah Putih yang masih sangat asri dan tak terhindarkan untuk kita merasa takjub. Catatan Perjalanan Membutuhkan sekitar 4-5 jam waktu perjalanan dari Jakarta menuju Ciwidey yang terdapat wisata Kawah Putih. Sebelum sampai ke tempat wisata Kawah Putih itu, kita akan disuguhkan pemandangan menarik di samping pemandangan yang membosankan ketika berada di jalan tol, yang menjadi jalan cepat menuju ke sana, yaitu kebun buah stroberi yang terdapat di rumah-rumah warga di sepanjang jalan Ciwidey, maupun kebun milik orang yang memang pengusaha atau pernghasil buah stroberi. Semua bisa kita temukan setelah melewati jalan tol yang panjang dan setelah melalui jalan raya Kopo, Bandung yang kita capai setelah keluar dari gerbang tol Kopo, Bandung. [caption id="attachment_66315" align="alignright" width="300" caption="Buah Stroberi yang siap dijual (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Merah merekah dan menggoda lidah siapapun yang melihat buah stroberi yang masih bergantung di pohonnya, berjejer di perkebunan yang letaknya di pinggir jalan raya. Perkebunan stroberi yang berada di pinggir jalan sepanjang jalan Ciwidey itu rupanya menawarkan hal menarik, yaitu memetik stroberi sendiri dari pohonnya. kesempatan seperti ini jarang bagi kita terutama orang Jakarta dan daerah lainnya yang jauh dari perkebunan stroberi berkesempatan memetik sendiri dan memilah stroberi yang bagus. Tentunya ini tidak gratis, jika kita tertarik dan berkeinginan memetik stroberi itu, diwajibkan untuk membayar. Menurut pemilik perkebunan itu, mereka mematok tarif memetik buah stroberi itu Rp.35.000- Rp. 40.000 per-kilogram stroberi yang telah dipetik. Mereka juga menyediakan stroberi yang sudah dalam kemasan dan siap dikonsumsi, dan harganya pun lebih murah karena terima jadi, tidak bisa memilah. Setelah sekitar satu jam melewati perkebunan stroberi itu, sampailah kita pada pintu masuk tempat wisata yang dituju itu, yaitu wisata alam Kawah Putih yang katanya sangat populer keindahannya itu, sebab banyak orang-orang yang menjadikan kawasan wisata ini untuk objek foto mereka terutama bagi sepasang kekasih yang hendak menikah, seperti foto pre-wedding. [caption id="attachment_66166" align="alignleft" width="300" caption="Loket pembelian tiket masuk dan angkutan ke daerah kawah (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Lahan parkir yang luas dan bersih serta penataan pedagang yang menjajakan oleh-oleh khas daerah itu tertata rapi walapun belum maksimal karena sebagian masih dalam tahap pembangunan. Adapun harga tiket masuk per-orang sekitar Rp. 12.000. Tapi, jangan salah, kita belum sampai ke Kawah Putihnya, masih membutuhkan waktu sekitar 15 menit lagi untuk mencapai tujuan utama. Pintu masuk pertama itu hanya untuk membeli tiket masuk dan parkir kendaraan-kendaraan besar seperti bus dan semacamnya. Namun, bagi yang membawa kendaraan pribadi-mobil kecil, sedan dsb- dapat langsung masuk ke tempat utama menggunakan kendaraan pribadinya itu. Bagi yang menggunakan bus atau kendaraan lain yang besar, tidak dapat menuju ke tempat tujuan dengan menggunakan bus atau kendaraan besar lainnya karena jalan menuju ke sana hanya muat untuk dua mobil sedan, itupun harus berhati-hati karena sangat mepet. Mereka yang menggunakan kendaraan besar itu dapat menumpang mobil pick up atau angkot khusus yang disediakan pengelola tempat wisata itu untuk mengantar jemput wisatawan dengan membayar sekitar Rp.10.000 per-orang (Antar-jemput). Di perjalanan masuk itu kita dapat melihat pemandangan yang sangat asri dan sejuk dengan pohon kayu putih yang menjulang tinggi dan rimbun. Medan jalan memang agak terjal, baik itu menanjak maupun menurun, sehingga diperlukan kehati-hatian bagi pada pengemudi. Selain itu juga banyak wisatawan yang menggunakan sepeda motor, terutama anak-anak muda dengan kekasihnya maupun klub motor dari berbagai daerah. Perjalanan itu terasa singkat karena selama perjalanan masuk, kita juga disuguhkan pemandangan indah dan sejuk -dengan pepohonan kayu putih yang menjulang tinggi dan rimbun-, seakan kita lupa akan lamanya perjalanan. Ketika sampai di tempat utama yaitu Kawah Putih, kita terlebih dahulu disambut pedagang-pedagang yang menawarkan jajanan khas kota Ciwidey, Bandung dan beberapa macam pernak-pernik. [caption id="attachment_66139" align="alignleft" width="300" caption="Pintu masuk Kawah Putih (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Sudah tak sabar tentunya untuk melihat seperti apa tetesan surga itu. Saat kita turun dari kendaraan yang di parkir memang belum terlihat Kawah Putih yang dimaksud. Kita harus menempuh jarak 200-250 meter dengan berjalan kaki untuk dapat melihatnya dengan jelas dan merasakan bau belerang yang terasa pekat dihidung. Di perjalanan masuk, kita dapat melihat beberapa papan-papan yang bertuliskan tentang larangan dan informasi ketika nanti sampai di Kawah Putih itu. Ada juga papan yang menuliskan sejarah Kawah Putih itu sendiri. [caption id="attachment_66141" align="alignright" width="300" caption="Papan yang Berisikan Larangan (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Tiba Akhirnya, saat yang kita tunggu-tunggu setelah menempuh perjalanan dari rumah (asal daerah), melewati tol, kebun stroberi dan melewati hutan kayu putih sampai berjalan kaki tuk mencapai tempat utama yaitu melihat keindahan Kawah Putih dan menghirup aroma belerang yang masih sangat terasa. Di situ kita dapat melihat danau yang berisikan air belerang yang berwarna biru kehijauan, serta bukit-bukit yang konon bekas pertambangan belerang pada zaman kolonial Belanda. Pepohonan yang dalam perjalanan terlihat rimbun dan asri, ternyata tak bisa tumbuh sehat pada daerah sekitar kawah, mungkin karena kandungan belerang atau mungkin juga disebabkan hal lain, sehingga pepohonan terlihat kering kerongtang hanya meninggalkan batang, namun itu menjadi ciri khas tersendiri dari tempat itu sehingga banyak yang menjadikannya background untuk berpose dengan kamera foto. [caption id="attachment_66316" align="aligncenter" width="500" caption="Menuruni Tangga menuju Kawah (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66317" align="aligncenter" width="500" caption="Di penghujung anak tangga yang menuju ke Kawah (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66318" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih #1 (dok. PribadiNuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66319" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih #2 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66320" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih #3 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66321" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih #4 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Selain berpose dan menikmati pemandangan yang indah, kita juga mencicipi air belerang yang katanya dapat menyembuhkan penyakit luar, seperti luka-luka, borok dsb, dengan menyiram atau merendam bagian yang terdapat penyakitnya. Pemandangan dan suasana dingin akan makin nikmat ketika gerimis turun dari langit yang secara otomatis membuat kabut turun menyelimuti permukaan kawah dan sekitarnya. Bagi yang paranoid akan kabut memang hal itu terasa menakutkan, karena cuaca tiba-tiba menjadi gelap ditutupi kabut dan jarak pandang kita pun terbatas. Namun, bagi pekerja fotografi atau orang yang hobi memotret tentunya momen ini akan menjadi objek foto yang bagus dan sangat terasa natural seperti wilayah yang belum terjamah manusia. [caption id="attachment_66324" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih "gerimis dan kabut" #5 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66326" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih "gerimis dan kabut" #7 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66329" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih "gerimis dan kabut" #7 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66330" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih "gerimis dan kabut" #8 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66333" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih "gerimis dan kabut" #9 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] [caption id="attachment_66334" align="aligncenter" width="500" caption="Kawah Putih "gerimis dan kabut" #10 (dok. Pribadi/NuruL)"][/caption] Lengkap sudah rasanya, kita menikmati keindahan alam yang sangat eksotis ini, di samping biayanya yang murah, tempat wisata alam Kawah Putih ini juga dapat menyadarkan kita akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap asri dan ramah terhadap manusia di tengah fenomena pemanasan global yang membuat alam ini rusak. NuruL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun