Mohon tunggu...
Nurulloh
Nurulloh Mohon Tunggu... Jurnalis - Building Kompasiana

Ordinary Citizen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tahun ke-11 dan Berkompromi dengan "Value Proposition"

22 Oktober 2019   19:46 Diperbarui: 22 Oktober 2019   21:48 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Catatan pendiri harian KOMPAS PK Ojong di Kompasiana

Tahun lalu, saat Kompasiana memasuki usia satu dekade sebagai platform blog, saya dan tim sepakat menjalankan misi akselerasi yang kami sampaikan juga melalui tema acara ulang tahun ke-10 Kompasiana di kawasan Menteng, Jakarta.

Akselerasi dari sisi performa sangat dibutuhkan agar produk ini memiliki jangkauan yang lebih luas dengan koleksi konten yang variatif serta menghimpun lebih banyak content creator dari penjuru negeri.

Agar berjalan sesuai objektif, kami menyusun beberapa initiatif. Di antaranya, memperbaiki performa mesin yang menjadi tulang punggung sebuah produk digital, melanjutkan program K-Rewards dengan ketentuan baru, memberikan privilege kepada verified user, memberikan ruang lebih bagi konten-konten non-politik dan lainnya.

Untuk memastikan strategi tersebut efektif, kami selalu pantau di tiap minggunya. Jika dirasa ada yang kurang efektif kami segera evaluasi atau bahkan mencari strategi lain.

Seperti catatan saya sebelumnya, tahun ini Kompasiana menemukan performa terbaiknya---setelah dalam kurun waktu empat tahun mengalami tren yang kurang baik---dari sisi jumlah pembaca (pageviews), member baru, konten tayang dan interaksi melalui jumlah komentar serta blogger aktif.

Rata-rata pertumbuhannya mencapai 30 persen (YoY) untuk member baru dan blogger aktif. Sedangkan jumlah pembaca rata-rata tumbuh lebih dari 70 persen (YoY).

Menurut pemeringkat situs web www.alexa.com, Kompasiana masuk 20 besar situs web populer di Indonesia.

Pencapaian yang positif dan menggugurkan hipotesis bahwa era blog segera berakhir seiring tumbuh-kembang social platform yang dihegemoni oleh Google dan Facebook dengan segala produknya.

Namun, peringkat dan sentimen positif tersebut bukanlah satu-satunya parameter tumbuhnya Kompasiana. Ada ukuran lain yang tidak kalah besar pengaruhnya - dan masih menjadi pekerjaan rumah bagi kami.

The right place for the right thought
Pernah suatu ketika, saya dilibatkan dalam sebuah dialektika "noise or voice". Di situ, habit netizen di media sosial termasuk platform blog seperti Kompasiana dihakimi.

Sebagian besar sepakat bahwa media sosial hanya menghasilkan "kebisingan" yang tidak lebih dari sekadar obrolan tidak beresensi. Mungkin ada benarnya jika dilihat dari satu sisi saja, misal derasnya informasi bohong dan sahut-sahutan netizen melalui thread yang tidak berfaedah.

Dinamika tersebut bisa dimaknakan sebagai tantangan buat Kompasiana sekaligus dapat dikonversi menjadi peluang. Kompasiana layaknya bisa fokus mengambil peran sebagai platform alternatif. 

Kompasiana harus menjadi sebuah tempat yang tepat untuk segala gagasan/ide/laporan yang kredibel, positif dan bermanfaat bagi banyak orang. The right place for the right thought!

Menemukan alasan untuk apa Kompasiana diciptakan

There are two great days in a person's life - the day we are born and the day we discover why. --- William Barclay

Kutipan terkenal penulis asal skotlandia William Barclay di atas rasanya tepat bagi Kompasiana untuk menengok kembali mengenai alasan ia diciptakan. Dengan begitu, membedah kembali value proposition Kompasiana tidak bisa ditawar lagi. 

Berdasarkan survey pengguna yang kami lakukan di tiap tahun, mereka memilih Kompasiana karena menyajikan konten-konten faktual, positif dan bermanfaat. 

Kompasiana juga dinilai menjadi tempat yang tepat guna menyalurkan gagasan yang berpengaruh, sekaligus ruang yang efektif untuk aktualisasi diri. Bahkan, kian banyak akademisi yang berkontribusi melalui karya-karya esai populernya.

Nilai tersebut bukan tanpa cela. Dari hasil survey itu pula terungkap apa yang menjadi kekurangan atau kelemahan Kompasiana. Angkanya tidak besar tapi cukup untuk menghambat pertumbuhan jika dibiarkan. Bahaya!

Kompromi soal ini hanya bisa dilakukan dengan mengoptimalkan pengelolaan konten dan value bagi penggunanya. Para pengelola harus lebih peka lagi dalam memilah dan memilih konten untuk dijadikan pilihan dan konten utama atau konten di fitur yang lain.

Begitu juga soal Kompasianer dan komunitas. Para kreator yang menjadi faktor utama eksistensi Kompasiana juga harus mendapatkan social value yang dapat dikonversi menjadi pride tanpa harus mereduksi commercial value---yang tengah berjalan, bahkan akan ditingkatkan.

Penjabaran di atas menjadi misi Kompasiana dalam kurun waktu satu sampai dua tahun mendatang dan akan diterjemahkan melalui strategic initiatives agar terencana dan dapat direalisasikan dengan baik dan terukur.

Yang akan datang....
Sekadar mukadimah, ada beberapa inisiatif yang bisa disampaikan. Pertama, mulai November ini kami mulai mengembangkan sebuah produk yang mengakomodasi Kompasianer dalam memonetasi konten.

Kedua, perihal user leveling atau fitur pangkat (badge) yang melekat pada profil user juga akan mengalami rejuvenasi dengan melekatkan keuntungan-keuntungan bagi Kompasianer yang telah mencapai level tertentu.

Ketiga, soal komunitas. Pada kuartal kedua tahun depan kami akan memulai mengembangkan sebuah halaman multiakun yang dapat mengakomodasi kebutuhan komunitas, organisasi, institusi atau akun kelompok lainnya dalam berinteraksi di Kompasaina.

Keempat dan yang paling terdekat, melalui hajatan besar Kompasianival (insyaAllah) kami mulai mengenalkan dan memberikan awards kepada Kompasianer yang dalam kurun waktu satu tahun aktif membuat konten, memperoleh label konten utama dan pembaca terbanyak.

Kategori awards ini berbeda dengan Kompasiana Awards yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun silam. Kami menamakannya Best Performance Awards.

Ada beberapa inisiatif lain yang akan dirilis pada tahun mendatang, namun belum dapat diinformasikan detilnya karena masih dalam pengembangan.

Dari segala inisiatif dan inovasi yang akan dilakukan Kompasiana semata-mata hanya untuk memastikan bahwa positive feedback loop Kompasiana berjalan dengan baik dan Kompasianer mendapatkan manfaatnya.

Sykuran sederhana di Palmerah dengan kue yang dikirim oleh Kompasianer Pak TJiptadinata dan Roselina Effendi/Kevin
Sykuran sederhana di Palmerah dengan kue yang dikirim oleh Kompasianer Pak TJiptadinata dan Roselina Effendi/Kevin
Melalui momen hari jadi ke-11 Kompasiana pada 22 Oktober 2019 (hari ini), saya pribadi mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan loyalitas Kompasianer kepada Kompasiana.

Ini adalah suatu pencapaian yang patut disyukuri. Tidak mudah bagi sebuah produk digital untuk melewati perjalanan panjang hingga 11 tahun .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun