Pendahuluan
 Saat ini pengobatan medis berkembang sangat pesat. Pengobatan medis selalu menjadi pilihan pertama dan utama bagi masyarakat masa kini. Hal ini didukung oleh canggihnya teknologi di dunia medis, sehingga pada umumnya dapat segera diketahui masalah yang dialami oleh pasien. Pada kenyataan sehari-hari, tidak semua pengobatan medis bisa menjadi solusi. Pengobatan tradisional, biasanya menjadi alternatif ketika pengobatan secara medis tidak dapat dijadikan solusi. Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang dilakukan secara tradisional, turun-temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional (Rahayu, D.A, 2012).
 Pada awalnya pengobatan tradisional merupakan tradisi turun-temurun yang disampaikan secara lisan. Seiring dengan perkembangan zaman tradisi tulis mulai dikenal oleh masyarakat, sehingga pengobatan tradisional yang awalnya disampaikan secara lisan akhirnya disampaikan melalui tulisan. Tulisan-tulisan kuno tersebut dikenal dengan sebutan naskah atau manuskrip. Manuskrip atau naskah adalah karangan tulisan tangan nenek moyang, baik yang masih asli maupun salinannya. Naskah-naskah lama tersebut berisi berbagai aspek kehidupan manusia seperti nilai nilai dan manfaat tetap relevan bagi kehidupan manusia pada masa sekarang maupun masa yang akan datang. Diantara aspek kehidupan tersebut memuat nasakah-naskah lama yang berjudul Serat Primbon Reracikan Jampi Jawi, yaitu naskah-naskah lama yang memuat masalah obat dan pengobatan tradisional jawa (Mulyani, 2017).
Salah satu tradisi yang termuat dalam manuskrip tersebut adalah tradisi pengobatan tradisional Jawa. Tradisi pengobatan tradisional Jawa merupakan pengobatan di daerah jawa yang ada sejak lama dan menggunakan bahan-bahan, alat, dan cara tradisional dalam pelaksanaannya. Bahan-bahan yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional jawa salah satunya adalah tanaman herbal. Tanaman herbal merupakan tanaman yang berkhasiat dalam penyembuhan atau pencegahan segala macam penyakit dan tidak memiliki efek samping (Yulianto, 2017). Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 masalah kesehatan gigi dan mulut mengalami peningkatan dua kali lipat lebih dari tahun 2013 yaitu 25,9% menjadi 57,6% (RISKESDAS, 2018). Hasil menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%) (RISKESDAS, 2018). Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan/atau keluar bisul (abses) sebesar 14% (RISKESDAS, 2018). Artikel ini bertujuan untuk mengkaji kandungan pengobatan tradisional jawa yang terdapat pada Manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi khususnya pada bab iv dengan judul "Jampi Sakit Waja".
Pembahasan
 Dalam Serat Primbon Jampi Jawi ditemukan deskripsi beberapa penyait dan ramuannya. Diantara beberapa jenis penyakit dan cara pengobatannya, salah satu jenis penyakit yang banyak dikupas dalam Serat Primbon Jampi Jawi BAB IV adalah penyakit gigi, yang berjudul "Jampi Sakit Waja" pada halaman naskah 19-20 dalam urutan 55-61. Oleh karena itu dalam artikel ini yang dikupas lebih terperinci adalah jenis penyakit waja dengan berbagai macam cara pengobatannya (Mulyani, 2017).
Pada teks ini disebutkan dalam Bab IV Jampi Sakit Waja yang kemudian diuraikan sebagai berikut.
1.Waja katedha ing uler 'gigi dimakan ulat'
2.Waja krowok katedha ing uler, sarta asring medal erahipun 'gigi lubang dimakan ulat, serta sering berdarah'
3.Waja kraos kemeng, gusinipun abuh 'gigi terasa ngilu (dan) gusi bengkak'
4.Waja kraos gatel 'gigi terasa gatal'
5.Waja moglak-maglik, gusinipun krowok katedha ing uler 'gigi goyang dengan gusi berlubang dimakan ulat'
 (Wulandari, 2011).
Terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam penyembuhan penyakit waja, diantaranya yaitu daun rembega/widuri, buah regula, daun legundi, merica, dan bawang. Tanaman Biduri atau widuri telah banyak digunakan masyarakat sebagai obat seperti obat sakit gigi, obat masuk angin, obat batuk, penyembuh luka dan asma. Biduri merupakan tanaman perdu/ilalang yang dianggap gulma, dapat tumbuh liar di pessir pantai, dataran tinggi bahkan dilokasi tanah keras dan berkapur. Daun dan getah biduri untuk mengobati sakit gigi yang berlubang atau cenut cenut, kulit akarnya digunakan sebagai bobok bila ada yang bengkak (Fadilla, 2019).
 Daun legundi digunakan untuk pengobatan sakit gigi. Pengolahannya dilakukan dengan cara direbus dan diminum. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Cania, E. & Setyaningrum, E (2013) yang menunjukkan kandungan kimia daun legundi antara lain: minyak atsiri (l-pinen, kamfen, terpenil asetat), diterpen alkohol, aukubin, agnusid, viteksikarpin (kastisin), orientin, iso-orientin, dan luteolin 7-glukosida yang berkhasiat sebagai analgesik, diuretik, diaforetik, antipiretik, karminatif, insektisida, dan antelmintik. Selain itu, daun legundi juga memiliki kandungan fitokimia seperti flavonoid, saponin dan alkaloid.
 Buah dari merica hitam telah banyak digunakan sejak dulu kala sebagai rempah rempah dan sebagai bahan dalam pengobatan tradisional. Biasa digunakan sebagai bumbu, stimulant, dan karmintif serta digunakan sebagai obat untuk pengobatan anti asma, obat cacing, obat alternatif untuk menyembuhkan sakit, insomnia dan epilepsi, beberapa hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa merica hitam berkhasiat sebagai anti konvulsan. Studi farmakologi dan klinis mengungkapkan bahwa merica hitam memiliki khasiat antipiretik, analgesik, antiinflamasi, antioksidan, CNS depresan, antioksidan dan hepatoprotektor (Ravindran et al, 2000).
 Bawang putih memiliki khasiat yang sangat banyak, kandungan alisin pada bawang putih dapat mencegah atherosklerosis, antikoagulan (menghancurkan pengumpulan darah), menurunkan kolestrol tinggi, dan menambah sistem kekebalan tubuh. Bawang putih mengandung senyawa kimia yang sanggat bermanfaat bagi manusia, yaitu mengandung allin, adenosine, dialil-disulfide, skoranin, alistatin Kandungan bawang putih yang berkhasiat sebagai anti hipertensi yakni dan alil- metil-sulfida," Bawang putih mengandung zat allisin dan hydrogen sulfide yang berkhasiat untuk menghancurkan pembekuan darah dalam arteri, mengurangi tekanan darah, dan dapat memperbesar pembuluh darah dan membuat pembuluh darah tidak kaku sehingga tekanan. darah akan menurun. Kemampuan bawang putih untuk secara signifikan mengurangi resiko hipertensi yang berkaitan dengan kehadiran zat aktif yang dikenal sebagai zat alisin dan sulfide. Zat ini merupakan zat yang berkerja untuk merelaksasi pembuluh darah, mengurangi tekanan apapun, dan kerusakan yang mempengaruhi oleh darah (Amir, 2022).
Kesimpulan
Pengobatan tradisional Jawa pada sakit waja sebagaimana tercantum dalam Serat Primbon Jampi Jawi bab iv berisikan berbagai macam sakit waja dan cara pengobatannya yang telah diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun dengan menggunakan bahan herbal yang mudah didapatkan seperti daun legundi, widuri, merica, dan bawang. Dalam tumbuhan tersebut terdapat senyawa yang dapat digunakan dalam penyembuhan sakit waja. Pengobatan in dapat  menjadi alternatif jika pengobatan medis tidak dapat dijadikan solusi.
Daftar Pustaka
Amir, A., Rantesigi, N., & Agusrianto, A. (2022). Seduhan Bawang Putih Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi: Tinjauan Literatur. Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan , 16 (1), 113--117. https://doi.org/10.33860/jik.v16i1.68Â
Cania, E., Sulistyaningrum, E. 2013. Uji Efektivitas Larvasida Ekstrak Daun Legundi (Vitex trifolia) terhadap Larva Aedes aegypti, The Effect of Harvesting Time and Degree. Medical Journal of Lampung University, Vol. 2(4): 52-60. https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Cania%2C+E.%2C+Sulistyaningrum%2C+E.+2013.+Uji+Efektivitas+Larvasida+Ekstrak+Daun+Legundi+%28Vitex+trifolia%29++terhadap+Larva+Aedes+aegypti%2C+The+Effect+Of+Harvesting+Time+And+Degree.+Medical+Journal+of++Lampung+University%2C+Vol.+2%284%29%3A+52-60.&btnG=#d=gs_qabs&t=1733990740261&u=%23p%3DwwCO_9JouVgJ
Faradilla M., M. Hilda. Potensi Biduri (Calotropis gigantean L. W.T. Aiton) sebagai Tanaman Obat. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 2019, 17(2): 246 -250. https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Faradilla+M.%2C+M.+Hilda.+Potensi+Biduri+%28Calotropis+gigantean+L.+W.T.+Aiton%29+sebagai+Tanaman+Obat.+Jurnal+Ilmu+Kefarmasian+Indonesia%2C+2019%2C+17%282%29%3A+246+250.&btnG=d=gs_qabs&t=1733988986203&u=%23p%3DpODm8vTWnh0J
Mulyani, H., Harti, S. W., & Indria, V. E. (2017). Pengobatan Tradisional Jawa dalam Manuskrip Serat Primbon Jampi Jawi. Jurnal litera. 16 (1). Hlm 139 -- 151. https://journal.uny.ac.id/index.php/litera/article/view/14257/9445Â
Riskesdas, "Laporan Riskesdas 2018," vol. "Pengetahuan Masyarakat tentang Suplemen Minuman berenergi di Kelurahan Simpang 53, no. 9, pp. 181--222, 2018, [Online]. Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru," Jurnal Available: Penelitian Farmasi Indonesia, vol. 8, no. 2, https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan pp. 80--84, 2019.riset-kesehatan-dasar-riskesdas/Â
Rahayu, D.A. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan tradisional di wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai Jurnal Siberut: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. http://repository.unand.ac.id/20158/1/jurnal.pdfÂ
Ravindran, V., S. Cabahug, G. Ravindran, W.L.. Bryden, and P.H. Selle. 2000. Response of broilers to microbial phytase supplementation as influenced by dietary phytic acid and non-phytate phosphorus levels. ii. effects on nutrient digestibility and retention. British Poultry Science, 41:193-200. doi:10.1080/00071660050022263Â
Wulandari, A. (2011). Serat Primbon Jampi Jawi Koleksi Perpustakaan Dewantara Kirti Griya (Taman Siswa): Sebuah Dokumentasi Pengobatan Tradisional. Jurnal Manuskrip Nusantara. 2(2) https://doi.org/10.37014/jumantara.v2i2.135
Yulianto, S. (2017). Penggunaan Tanaman Herbal Untuk Kesehatan. Jurnal Kebidanan dan Kesehatan Tradisional. 2 (1). Hlm 1-59. https://jurnalbidankestrad.com/index.php/jkk/article/download/37/35/66 Â Â
  Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI