Mohon tunggu...
Nurul Kamilah Firdaus
Nurul Kamilah Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam STAI Al Badar Cipulus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah dan Perkembangan Sistem Informasi Manajemen dalam Dunia Pendidikan

12 Oktober 2025   21:33 Diperbarui: 12 Oktober 2025   20:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Trasformasi digital benar-benar mengubah wajah pendidikan. kini, pengelolaan sekolah tidak lagi bergantung pada tumpukan kertas dan arsip tebal yang mudah hilang dan rusak. semua serba cepat, rapih, dan terukur. sistem Informasi Manajemen (SIM) kini enjadi tulang punggung baru bagi sekolah dan lembaga pendiidkan, membantu guru, kepala sekolah, hingga dinas pendidikan membuat keputusan berbasis data yang jauh lebih efisien.

Sebagai seorang yang  memperhatikan perubahan ini, penulis merasa bahwa kemajuan tersebut bukan sekadar persoalan teknologi. lebih dar itu, ini tentang bagaimana kita beradaptasi dengan dunia yang menuntut efisiensi dan ketepatan. kalau dulu guru mencatat nilai siswa di buku besar yag berat, sekarang semuanya bisa diakses lewat laptop atau ponsel dalam hitungan detik. tapi di balik kemudahan itu, tentu ada perjalanan panjang yang menarik untuk ditelusuri. bagaimana sebenarnya sejarah dan perkembangan Sistem Informasi Manajemen dalam pendidikan dimulai?

Sejarah Awal Perkembangan Sistem Informasi

Secara historis, jika menengok ke belakang, perkembangan Sistem Informasi sebenarnya punya sejarah yang panjang dan menarik. Sekitar tahun 1955--1965, komputer pertama kali digunakan dalam dunia organisasi dan bisnis. Bentuknya besar, hampir sebesar satu ruangan, dan butuh banyak teknisi untuk mengoperasikannya. Karena biayanya mahal, hanya sedikit perusahaan yang mampu memiliki, bahkan beberapa harus berbagi satu komputer untuk kebutuhan bersama.

Tahun 1965 menjadi titik awal perubahan besar. Komputer mulai dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dan harga yang lebih terjangkau, berkat ditemukannya mikroprosesor. Dari situ, teknologi komputer berkembang cepat, hingga akhirnya bisa dimiliki oleh individu, bukan hanya perusahaan besar.

Memasuki tahun 1990-an, sistem informasi berbasis komputer mulai digunakan secara lebih luas di berbagai perusahaan, terutama perusahaan multinasional. Di masa ini pula, jaringan komputer (TCP/IP) mulai ditemukan, memungkinkan satu komputer terhubung dengan komputer lain lewat jaringan lokal yaitu cikal bakal internet seperti yang kita kenal sekarang. Menurut Hery Nuryanto (2012), internet adalah jaringan global yang menghubungkan komputer di seluruh dunia dengan standar komunikasi TCP/IP. Dari sini pula lahir berbagai aplikasi penting seperti Lotus 123, Excel, dan Multiplan, yang membantu pengolahan data dan masih populer hingga hari ini.

Perkembangan di Era Internet dan Smartphone

Menjelang tahun 2000, teknologi sistem informasi berkembang semakin cepat. Berbagai aplikasi perangkat lunak (software) mulai bermunculan dan mampu menghubungkan berbagai bagian dalam perusahaan (mulai dari keuangan, pemasaran, hingga sumber daya manusia) dalam satu sistem yang terintegrasi. Kecepatan akses jaringan juga meningkat pesat, membuat proses pengambilan keputusan menjadi lebih mudah dan efisien.

Perkembangan sistem informasi berbasis komputer sebenarnya bermula dari kebutuhan manusia untuk mengelola data dalam organisasi dan perusahaan. Pada awal kemunculannya, komputer digunakan hanya untuk membantu pengolahan data sederhana yang berkaitan dengan keuangan dan administrasi. Komputer generasi pertama ini lebih dikenal dengan istilah Electronic Data Processing (EDP) atau Data Processing (DP), yang berfungsi mengolah data mentah menjadi laporan-laporan akuntansi.

Dari sinilah muncul konsep Sistem Informasi Akuntansi (SIA), yaitu sistem yang membantu perusahaan memproses data keuangan menjadi informasi yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan manajerial. Seiring berjalannya waktu, fokus penggunaan komputer tidak lagi sebatas pada pengolahan data akuntansi, tetapi mulai berkembang untuk mendukung pengambilan keputusan. Perubahan fokus inilah yang kemudian melahirkan konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM), yaitu sistem yang tidak hanya menyajikan data, tetapi juga memberikan informasi yang relevan bagi manajer untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi kegiatan organisasi secara lebih efektif.

Kini, kita sudah berada di era puncak dari perkembangan itu semua: era internet dan smartphone. Informasi bisa diakses di mana saja, kapan saja, hanya lewat genggaman tangan. Pengumpulan, pengolahan, dan pelaporan data berlangsung dalam hitungan detik. Misalnya, dalam proses pemilu, hasil perhitungan cepat (quick count) bisa diketahui hanya beberapa jam setelah masyarakat memberikan suara. Itulah bukti nyata betapa kuat dan cepatnya sistem informasi bekerja di era digital ini. Perjalanan panjang ini menunjukkan bahwa perkembangan Sistem Informasi bukan sekadar soal teknologi, tetapi tentang bagaimana manusia terus berusaha menemukan cara yang lebih efektif untuk mengelola, memahami, dan membagikan informasi. 

Penerapan Sistem Informasi Manajemen dalam Pendidikan di Indonesia 

Di Indonesia sendiri, awal penerapannya masi sederhana yaitu sebatas pengelolaan data akademik dan keuangan. namun, seiring berjalannya waktu pemerinta mulai memperkenalkan sistem yang lebih terintegrasi, seperti DAPODIK (data Pokok Pendidikan) yang dikelola oleh Kemendikbudristek untuk sekolah umum dan EMIS (Education Management Information System) untuk lembaga pendidikan islam yang dikelola oleh Kementrian Agama (Kemenag).

Sistem-sistem tersebut tidak hanya berfungsi sebagai alat pendataan dan sumber data utama yang saling melengkapi untuk perencanaan, tetapi juga menjadi dasar dalam pengambilan kebijakan pendidikan nasional. Menurut penelitian Fadhilah dan Nugraha (2021) dalam Jurnal Administrasi Pendidikan Indonesia, keberadaan Dapodik dan EMIS terbukti meningkatkan akurasi data serta mempercepat proses pengambilan keputusan berbasis bukti di tingkat sekolah maupun Kementrian.

Penelitian oleh Putri & Kurniawan (2022) dalam Jurnal Teknologi Pendidikan menjelaskan bahwa pandemi menjadi momentum penting dalam percepatan penggunaan SIM. Banyak lembaga akhirnya sadar betapa pentingnya sistem yang mampu mengintegrasikan data akademik, keuangan, serta kegiatan pembelajaran dalam satu platform terpadu. Sekarang, banyak sekolah mulai memanfaatkan sistem berbasis cloud dan aplikasi mobile agar data bisa diakses secara real-time. Tidak hanya memudahkan guru dan tenaga administrasi, tapi juga memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memantau perkembangan belajar anak mereka secara langsung.

Manfaat dan Tantangan Penerapan SIM

Tidak bisa dipungkiri, penerapan SIM membawa banyak manfaat. Data yang tersimpan dengan baik meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas lembaga pendidikan. Guru bisa lebih fokus pada proses belajar mengajar karena sebagian besar beban administrasi telah terbantu oleh sistem. Tetapi, tidak semua sekolah dapat beradaptasi dengan mudah. Tantangan utama biasanya terletak pada kemampuan sumber daya manusia dan keterbatasan infrastruktur. Beberapa sekolah di daerah terpencil masih kesulitan mendapatkan akses internet yang stabil. Di sisi lain, ada pula tenaga pendidik yang belum terbiasa menggunakan sistem digital secara optimal (Hidayat et al., 2023). Di sinilah pentingnya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Sistem Informasi Manajemen tidak seharusnya berhenti pada formalitas administrasi semata, tapi perlu dimaknai sebagai sarana nyata untuk meningkatkan mutu pendidikan dan membangun tata kelola sekolah yang lebih terbuka dan partisipatif.

KESIMPULAN

Perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah cerminan dari evolusi panjang manusia dalam mencari cara paling efektif untuk mengelola, memahami, dan menyebarkan informasi. Dari komputer berukuran besar di tahun 1950-an hingga aplikasi pendidikan berbasis cloud dan smartphone masa kini, SIM telah menjadi tulang punggung tata kelola pendidikan modern yang efisien, transparan, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Namun, kemajuan teknologi informasi ini tidak boleh dimaknai secara teknis semata. Transformasi digital dalam pendidikan sejatinya adalah transformasi budaya, dalam artian dari budaya manual menuju budaya data dan kolaborasi. Tantangan terbesar bukan lagi pada kemampuan teknologi, melainkan pada kesiapan manusia di balik sistem itu sendiri: guru, tenaga kependidikan, hingga pengambil kebijakan. Tanpa kemampuan literasi digital dan kesadaran akan pentingnya data, maka secanggih apa pun sistem yang dibangun, ia hanya akan menjadi etalase tanpa ruh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun