Gerakan kecil itu tumbuh. Pada 2011, KPC mendirikan Komposter Training Centre (CTC). Bukan hanya ruang belajar, melainkan laboratorium kehidupan. Anak-anak sekolah datang belajar memilah sampah, menanam, dan mengolah kompos. Jadwal pelatihan diatur, listrik dan air ditanggung KPC. Hingga tibalah hari di mana warga berdiri mandiri, menyusun laporan pengolahan sampah mereka sendiri.
Itulah bukti bahwa ekonomi sirkuler bukanlah konsep kosong, melainkan proses membentuk kemandirian.
"Ekonomi sirkuler bukan konsep kosong, melainkan proses membentuk kemandirian."
Transformasi Menjadi Kampung Beragam (2022)
Benih yang ditanam KPC bersemi. Tahun 2022, gerakan ini berkembang melalui inisiatif pemerintah kecamatan: lahirlah Kampung Beragam (Bersih dan Gemar Menanam).
Program ini mewajibkan setiap rumah menanam, setiap RT ikut serta, dan setiap warga menyatu dalam semangat ekonomi sirkuler.
Hasilnya luar biasa. Dari 3 desa dan 1 kelurahan di Sangatta Utara, semua RT mendaftar. Sebanyak 6 RT keluar sebagai juara, dan 1 RT mendapat gelar juara favorit. Tak hanya sebagai kompetisi, Kampung Beragam menjadi titik pantau penting bagi program nasional seperti Adipura dan Proklim.
Hadiah Bukan Hanya Uang, Tetapi Kehormatan
Setiap tahun, kegiatan ini disinergikan dengan HUT Kabupaten Kutai Timur (12 Oktober). Kampung-kampung berlomba, bukan hanya demi hadiah dari KPC, tetapi demi kehormatan menjaga bumi. Satu RT bisa beranggotakan 40 keluarga, total lebih dari 300 KK dalam satu kawasan. Dari rumah ke rumah, dari tangan ke tangan, tumbuh kesadaran bahwa ekonomi sirkuler adalah jalan menuju keberlanjutan.
Ekonomi sirkuler bukanlah cerita tentang kompos, keranjang, atau lomba kebersihan kampung. Ia adalah cermin tanggung jawab moral perusahaan: bagaimana bisnis yang berorientasi pada keuntungan juga bisa menjadi penopang kehidupan. PT KPC telah membuktikan bahwa investasi pada sampah dan masyarakat bukanlah kerugian, melainkan modal sosial yang abadi. Dari sana tumbuh kepercayaan, dari sana lahir keberlanjutan yang sesungguhnya.
Bayangkan jika setiap Perusahaan: besar maupun kecil: mau memulai dari hal yang paling sederhana: menyediakan fasilitas pemilahan sampah di kantor, mengolah limbah jadi produk bernilai, atau melibatkan masyarakat sekitar dalam gerakan daur ulang. Tidak harus menunggu proyek besar, karena perubahan selalu dimulai dari langkah kecil.
"Tidak harus menunggu proyek besar, perubahan selalu dimulai dari langkah kecil."