Mohon tunggu...
Nurul Jannah
Nurul Jannah Mohon Tunggu... Dosen

Hobi menulis cerita tentang kehidupan sehari-hari

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ekonomi Sirkular PT Kaltim Prima Coal: Dari Sampah Menjadi Kehidupan, dari Kampung Menjadi Teladan

25 September 2025   07:19 Diperbarui: 25 September 2025   07:19 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi Sirkuler PT Kaltim Prima Coal: Dari Sampah Menjadi Kehidupan, 

Dari Kampung Menjadi Teladan

 

Oleh Nurul Jannah

Dari Lubang ke Harapan

Tambang sering dipandang meninggalkan jejak luka di tanah. Namun, di balik luka itu, PT Kaltim Prima Coal (KPC) menyalakan api harapan. Mereka menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya jargon, melainkan ikhtiar nyata. Sampah yang dulu dianggap kutukan, kini berubah menjadi sumber kehidupan. Dari kampung kecil di Sangatta, lahirlah sebuah gerakan yang menggema ke seluruh negeri: ekonomi sirkuler.

Awal Gerakan: Kampung Bersemi (2009)

Di tahun 2009, ketika sampah masih dianggap beban, KPC justru melihatnya sebagai cahaya perubahan. Lahirlah Kampung Bersemi: singkatan dari Bersih, Sehat, Mandiri. Gerakan ini bukan proyek biasa, tetapi sebuah janji: menjadikan kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan pemanfaatan sampah sebagai sumber ekonomi. Titik tolaknya sederhana namun revolusioner: pemilahan sampah sejak dari sumber.

Takakura, sebuah keranjang kompos sederhana, menjadi sahabat warga selama dua tahun. Dari sana, lahirlah kesadaran bahwa sampah bukanlah akhir, melainkan awal dari kehidupan baru. Saat Takakura diganti dengan komposter modern, maka dimulailah babak baru: ekonomi sirkuler yang berbasis kearifan lokal.

"Dari keranjang kompos di halaman rumah, lahir kesadaran menjaga bumi."

Melahirkan Pusat Pelatihan (2011)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun