Ekonomi Sirkuler PT Kaltim Prima Coal: Dari Sampah Menjadi Kehidupan,Â
Dari Kampung Menjadi Teladan
Â
Oleh Nurul Jannah
Dari Lubang ke Harapan
Tambang sering dipandang meninggalkan jejak luka di tanah. Namun, di balik luka itu, PT Kaltim Prima Coal (KPC) menyalakan api harapan. Mereka menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya jargon, melainkan ikhtiar nyata. Sampah yang dulu dianggap kutukan, kini berubah menjadi sumber kehidupan. Dari kampung kecil di Sangatta, lahirlah sebuah gerakan yang menggema ke seluruh negeri: ekonomi sirkuler.
Awal Gerakan: Kampung Bersemi (2009)
Di tahun 2009, ketika sampah masih dianggap beban, KPC justru melihatnya sebagai cahaya perubahan. Lahirlah Kampung Bersemi: singkatan dari Bersih, Sehat, Mandiri. Gerakan ini bukan proyek biasa, tetapi sebuah janji: menjadikan kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan pemanfaatan sampah sebagai sumber ekonomi. Titik tolaknya sederhana namun revolusioner: pemilahan sampah sejak dari sumber.
Takakura, sebuah keranjang kompos sederhana, menjadi sahabat warga selama dua tahun. Dari sana, lahirlah kesadaran bahwa sampah bukanlah akhir, melainkan awal dari kehidupan baru. Saat Takakura diganti dengan komposter modern, maka dimulailah babak baru: ekonomi sirkuler yang berbasis kearifan lokal.
"Dari keranjang kompos di halaman rumah, lahir kesadaran menjaga bumi."
Melahirkan Pusat Pelatihan (2011)