Metode yang digunakan di TPA Nurul Hikmah masi sama, yaitu Iqro', tapi kini ditambah dengan lalu-lagu Islami agar anak-anak tidak cepat merasa bosan. Bu Elis mengajar setiap pukul 16.00-17.00 WIB setiap hari Selasa dan Sabtu dengan penuh semangat dan keikhlasan. Tidak hanya anak-anak, para ibu-ibu juga tertarik belajar mengaji karena melihat semangat anak-anak mereka. Ibu-ibu desa pun diajarkan mengaji oleh Bu Elis. Kini, mereka sudah mampu membaca Al-Qur'an meski dulunya buta huruf hijaiyah.
Karena keistimewaannya dalam membaca Al-Qur'an dan bershalawat, Bu Elis juga ditunjuk sebagai Ketua Majelis Pengajian di lingkungannya. Ia sering memberikan tausiah singkat dan memimpin shalawat dalam berbagai kegiatan pengajian ibu-ibu. Semua dilakukan dengan hati tulus, bukan dengan ambisi dunia.
Menariknya, meskipun sudah tidak tinggal di Jakarta, para murid Bu Elis yang sudah lulus sekolah di sana masih sering menghubungi beliau untuk menanyakan kabar. Mereka tidak pernah melupakan jasa-jasa gurunya. Bahkan, sebelum mengambil Keputusan penting dalam hidup seperti mendaftar TNI, Polri, atu sekolah kebidanan, mereka selalu meminta doa restu dari Bu Elis. Saat ada kesempatan ke Yogyakarta, mereka menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke rumah Bu Elis.
"Mengajar ngaji itu seperti kita yang menanam pohon, tapi tidak pernah merasakan buahnya. Namun, generasi setelah kitalah yang yang akan merasakan manfaatnya di kemudian hari," tutur Bu Elis, menyampaikan refleksi yang begitu dalam.
Bu Elis adalah simbol dedikasi tanpa batas di tengah dunia yang semakin materialistik ini, yang menjelaskan bahwa keberkahan tidak selalu datang dari materi, tetapi dari ketulusan hati yang mengabdi. Ketika banyak orang yang mengejar karena profesi, beliau mengajar kerena misi. Misinya bukan hanya untuk mencerdaskan, tetapi juga mencahayai. Cahaya dari Al-Qur'an yang ia tanamkan, suatu saat akan tumbuh menjadi cahaya penerang bagi masa depan anak-anak didiknya.
Bu Elis mungkin tidak akan pernah viral di media sosial. Tapi di surga nanti, pahala dari ilmu yang beliau ajarkan akan terus mengalir sepanjang hayat murid-muridnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI