4 Rahasia yang Terungkap dalam Film "Rahasia Rasa"

Penonton jadi paham alasan Ressa sangat membanggakan masakan barat daripada makanan lokal. Apalagi saat disodorkan buku Mustikarasa oleh calon mertuanya sambil menceritakan tentang aneka ragam masakan Nusantara. Mau tahu reaksi Ressa gimana? Nonton filmnya ya.

2. Sisa Lembaran Resep Mustikarasa Terungkap Keberadaannya

Buku legendaris ini bukan buku resep biasa. Buku yang disusun oleh 17 budayawan, 8 perwira dan 1945 resep, ternyata masih belum terkumpul semua. Buku yang dipegang oleh Pak Broto baru sekian lembar saja. Ke mana sisanya? 

Saat Ressa disembuhkan kembali indera perasanya oleh masakan mbah Wongso, yang tadinya enggak bisa rasakan pedas, tiba-tiba saja dia bisa merasakannya dari mie yang dibuat. Ressa dan Tika diajak mbah Wongso untuk melihat rahasia besar yang selama ini dipendam dalam ruangan bawah tanah.

Sebenarnya buku Mustikarasa dianggap membawa petaka bagi keluarga Mbah Darsono, mbah kakungnya Tika atau suaminya mbah Wongso. Apa pengaruhnya mbah Darsono terhadap buku Mustikarasa? Film Rahasia Rasa mengungkapkan dalam cerita sejarah yang ringan dan sinematik. Sisa lembaran resep juga terungkap keberadaannya. 

Para pemain dan crew saat Gala Premiere. Sumber foto : Anak Muda Jago

3. Terungkap Kode Harta Indonesia

Masih percaya kalau Indonesia masih menyimpan harta yang berlimpah? Dalam lembaran resep yang disusun oleh perwira-perwira itu, ternyata ada kode-kode yang diselipkan.

Inilah yang memicu pertengkaran antara perwira dalam memperebutkan buku Mustikarasa. Ditambah perpecahan juga karena komunis dan isi buku pun jadi terpencar. 

Kebayang sih buku Mustikarasa jadi rebutan. Karena yang menulisnya tahu ada kode-kode tersebut dan pastinya bisa menguasai harta karun Indonesia. Bung Karno juga hebat memberikan kode tersebut di tempat yang enggak semua orang tahu. Kira-kira, kode-kode harta karun itu ditemukan oleh siapa? Nonton aja.

Film Rahasia Rasa mengungkapkan sejarah waktu buku Mustikarasa dibuat. Menceritakan ada peristiwa apa sehingga lembaran resepnya terpencar. Alasan sutradara Hanung Bramantyo dan Adi Nugroho selaku penulis skenario menyelipkan sejarah secara ringan agar penonton dapat memahami isi cerita.