Mohon tunggu...
Nurul Fahmy
Nurul Fahmy Mohon Tunggu... -

Selalu banyak mimpi...Berdomisili di Jambi. Suka membaca, tapi sedikit menulis...

Selanjutnya

Tutup

Money

Perempuan Lebih Disayang Bank

24 November 2013   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:45 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Perbankan cenderung menilai pengusaha perempuan belum memenuhi lima kriteria yang diperlukan oleh mereka untuk memitigasi risiko kredit. Lima kriteria tersebut yakni karakter, kapasitas, modal, collateral dan kondisi.

Pengamat ekonomi INDEF (The Institute for Development of Economics and Finance), Aviliani, seperti dikutip ANTARANews.com mengatakan, karena kepercayaan yang rendah, maka perbankan cenderung mematok suku bunga tinggi serta agunan yang ketat untuk pengusaha perempuan. Proses pembiayaan kepada pengusaha perempuan juga rumit. Dari riset beberapa lembaga keuangan di Indonesia diketahui pengusaha perempuan bukan merupakan sasaran investasi utama perbankan.

Di Jambi, macetnya kredit yang disalurkan pemerintah daerah melalui program kredit usaha penguatan ekonomi masyarakat (kupem) sejak sepuluh tahun lalu menjadi lampu kuning bagi banyak pihak, termasuk bank dalam memberikan pinjaman ke pengusaha golongan ini. Kredit macet temuan BPK-RI Perwakilan Jambi dalam audit program kupem senilai Rp 5,9 miliar sejak 2001-2011 itu menjadi sinyal kuat betapa tidak sehatnya urusan pinjam-meminjam duit ke pengusaha UMKM di daerah tersebut.

Banyak spekulasi yang mencoba menganalisis kasus ini. Namun pengamat ekonomi dari Univerisitas Jambi, Prof DR H Samsurizal Tan, SE MA kepada ANTARA (30/7) mengatakan, persoalan kredit macet dana Kupem di Jambi lebih disebabkan minimnya kualitas sumber daya manusia pada lembaga penyalur pinjaman tersebut, dan tentu saja rendahnya kesadaran debitur, serta tidak adanya agunan dalam proses pinjaman tersebut.

Namun soal yang terakhir ini tidak serta-merta dapat digeneralisir kepada semua debitur UKM, khususnya debitur perempuan. Pengusaha UKM perempuan dalam survey di Indonesia dan dunia yang dilakukan beberapa lembaga keuangan dinyatakan memiliki tingkat keterpercayaan tinggi dalam menyelesaikan urusan di perbankan. Analisa berdasar survey ini sebenarnya juga ingin meruntuhkan stigma terhadap pengusaha perempuan yang dianggap lemah dalam bidang usaha.

Kenyataannya, kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Melani Leimena Suharli, perempuan pengusaha dinilai lebih ulet, sabar dan ketika terjatuh mereka akan cepat bangun kembali dibanding pengusaha laki-laki. Menurut dia, koperasi-koperasi di Indonesia  yang sangat maju dan memiliki modal yang besar umumnya dikelola oleh perempuan. Bunga pengembalian kredit pada koperasi itu biasanya mencapa 0,1 persen.

Meski pengusaha perempuan acap terjebak dalam pengelolaan keuangan, sebab mereka sering—sengaja maupun tidak disengaja-- mencampuradukkan antara manajemen usaha dengan rumah tangga. Tapi itu bukan persoalan, sebab pembinaan manajemen keuangan secara profesional dan berkala kepada  para perempuan pengusaha ini dapat menyelesaikan soal itu secara bertahap.

Keunggulan pengusaha perempuan dalam menjalankan bisnisnya mungkin terletak pada ketelatenan, jaringan kerja dan sifatnya yang di luar dugaan banyak pihak, yakni tangguh. Fariwati mengakui, meski dia tidak paham dengan teknis pembuatan ruko, namun secara langung dia akan terus memantau perkembangan bentuk bangunan yang didirikan kontraktor. Ini menyangkut dengan ketelitian pembangunan. Dia tidak ingin hal-hal kecil dari ruko itu akibat kelalaian kontraktor atau tukang merusak selera pembeli.

Jaringan yang dibangunnya juga tidak main-main. Sebagai distributor obat dan makanan dengan sistem MLM, dia berpengalaman menghadapi banyak orang dan membangun jaringan dengan berbagai pihak, baik pejabat dan atau orang biasa. Dengan pengalaman itu, dia telah berhasil menciptakan mekanisme pergaulan bagi dirinya dan orang-orang di sekitar dia.

Meski awalnya ditentang oleh keluarga besar, karena dianggap tidak akan mampu menangani bisnis properti dan menghadapi berbagai persoalannya, namun Fariwati tetap teguh menjalankan niatnya. Apalagi keluarga terdekat, yakni ayah selalu mendukung usahanya.

Jatuh bangun dia menjalankan roda usahanya. Kerugian yang tidak sedikit pernah pula dialaminya. Namun sampai kini dia tetap teguh dan termasuk golongan pengusaha yang tangguh. Dalam menghadapi persaingan bisnis, berbagai trik dan cara dia lakukan agar properti yang dibangunnya laku terjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun