Mohon tunggu...
Nurul adha lubis
Nurul adha lubis Mohon Tunggu... Lainnya - Saya Dari mahasiswi UINSU jurusan pendidikan bahasa inggris

Cara berfikir kreatif dan kritis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Berpikir Kreatif dan Kritis

12 Agustus 2020   22:54 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:00 1426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MENERAPKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN KRITIS DI PENDIDIKAN DASAR
Oleh: Nurul Adha Lubis

Berpikir kritis berbeda halnya dengan berpikir kreatif, seseorang yang berpikir kritis belum tentu mampu berfikir kreatif. Pemikiran kritis itu hanya menganalisis sebuah masalah yang penuh pedalaman hingga menemukan jawaban yang sangat tinggi, sementara berpikir kreatif itu seseorang bukan hanya berpikir kritis namun ia juga mampu menemukan atau menciptakan ide baru yang penuh imajinasi dalam berbagai hal yang menarik. Menerapkan keterampilan berpikir itu kita harus mengetahui keterampilan itu apa dan berbeda dengan kemampuan. 

Keterampilan itu adalah suatu hal imajinasi yang telah dimilki seseorang dan dituangkan kedalam suatu hal yang bermanfaat. Sedangkan kemampuan suatu usaha yang dilakukan seseorang dalam menyeleseikan sebuah masalah. Dalam hal ini guru mampu menerapkan keterampilan berpikir tersebut utamanya ialah dengan guru harus lebih sering menggunakan beberapa metode atau model pembelajaran yang dapat melatihkan berpikir kritis. 

Selanjutnya melatihkan kemampuan berpikir kritis dengan memberikan contoh konkrit (nyata) sehingga konsep-konsep yang sifatnya abstrak dapat dipahami oleh siswa. Begitupun dengan berpikir kreatif haruslah dikembangkan dengan praktek dan jelas  juga menarik tidak membosankan sesuai dengan materi pembelajaran tersebut.. 

Menurut saya, berpikir kreatif menyangkut tiga ranah hasil belajar yaitu afektif, kognitif, dan psikomotorik namun lebih banyak aktif pada kognitif sedangkan dominan pada psikomotorik sebab anak lebih banyak bergerak untuk berpikir kreatif pada suatu masalah. Pada berpikir kritis hanya dominan ranah kognitif saja, sebab anak hanya berpikir pemahaman tentang masalah tersebut.  

Untuk mengembangkan keterampilan berpikir kreatif guru harus mencari jalan agar sarana prasarana tidak menjadi masalah. Pembelajaran yang kreatif adalah pembelajaran yang mendorong siswanya untuk mengembangkan gagasan yang ada dengan menggunakan sumber belajar yang ada. 

Meskipun ketersediaan fasilitas memang harus diperhatikan dalam merumuskan pengalaman belajar akan tetapi jika guru dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa maka siswa akan berusaha mencari sendiri alat dan bahan yang diperlukan asalkan mereka paham akan tugasnya. 

Oleh sebab itu siswa harus diberi kesempatan untuk mengembangkan inkuiri dan keterampilan proses sains dari awal saat merencanakan. Para filosofis berpendapat bahwa berpikir kritis merupakan gabungan sikap, pengetahuan, dan  kecakapan, hal tersebut mencakup kecapan untuk mengidentifikasi masalah, menemukan, dan merapkan sikap dan pengetahuan (Filsaime,2008). 

Lanjut Walker (2006) mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu proses intelektual dalam membuat suatu konsep, mengaplikasikan, menganalasis, mensintesis, dan mengevaluasi berbagai macam informasi yang didapat baik dari hasil observasi, pengalaman, ataupun refleksi yang pada akhirnya digunakan sebagai dasar pengambilan tindakan atau keputusan. Beberapa keterampilan berpikir kritis adalah

 (1) Elementary clarification (klarifikasi dasar)

(2) Dasar pengambilan keputusan

(3) Inference (menarik kesimpulan)

 (4) Advanced clarification (memberikan penjelasan lanjut)

 (5) Suppotion and integration (memperkirakan dan menggabungkan

 (6) kemampuan tambaha

Kesimpulan

Berpikir kreatif (creative thinking) adalah kemampuan menciptakan hal-hal baru dibidang ilmu yang dikuasai Keterampilan berpikir kreatif, tidak bisa lepas dari kemampuan mengajukan pertanyaan  (keterampilan bertanya), kemampuan ini dapat dilatihkan kepada peserta didik. Bukan hanya kemampuan mengamati (dalam arti membaca literacy).  berpikir kreatif merupakan keharusan yang dimiliki individual . Pada zaman teknologi dan informatika, individual dituntut menghasilkan produk yang visioner, kompatabel, dan marketable. 

Setelah guru mampu berpikir kritis, kemudian ia akan mampu berpikir kreatif, karena berpikir kreatif diantaranya ditandai dengan bertanya "bagaimana". Pembelajaran inovatif hanya bisa dilakukan jika guru memiliki kompetensi berpikir kritis dan kreatif. Tanpa kehadiran guru yang kritis, tidak akan menghasilkan kreatifitas dan tanpa kreatifitas maka tidak akan ada inovasi. Dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, guru mampu membimbing peserta didik merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan mendalam terhadap apa yang diamati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun