Mohon tunggu...
Nurul Amin
Nurul Amin Mohon Tunggu... -

Saya hanya orang iseng yang selalu ingin curhat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

From This Moment

21 Februari 2012   02:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:24 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cerita ini dimulai di penghujung tahun 2010..

Dia sosok yang berbeda di antara peserta rapat yang lain.Itulah saat pertama bertemu dengan wanita-ku.Kagum, penasaran, dan entah apalagi namanya.Tak mungkin aku menyapanya.Bukan karena perbedaan status yang kupunya, tapi ini rapat pertamaku di perusahaan ini. Come on, let me show them that I deserve to hold this position.

Februari 2011

Ujian pertama datang, aku harus merelakan “bahagia-ku” kepada orang lain. Temanku meminta bantuanku untuk mengenalkan kepada staf wanita yang ada di kantorku.

Dengan berat hati kukenalkan wanita-ku, sekaligus menjadi pendamping temanku ketika acara “perkenalan” itu berlangsung.

Konyol, …….

Aku hanya berharap mereka bisa menjadi pasangan yang baik.

April 2011

Mungkin tuhan mendengarkan keluh kesahku.

Wanita-ku “menolak” pinangan temanku.

Waktu kini berpihak padaku, kesempatan untuk mengenalnya terbuka lebar untukku.

Terima kasih teman.

Agustus 2011

Aku berjanji bertemu dengannya di acara kegiatan buka puasa bersama.

Tapi takdir berkehendak, aku sakit.

September 2011

Ujian kedua.

Wanita-ku berkeluh kesah kepadaku.Bunda tercinta meminta agar ia segera menikah sebelum usianya 29 tahun.

Itu berarti 6 bulan dari sekarang.

Tuhan, seandainya aku bisa menolongnya.Tapi apa dayaku, ia pernah menyampaikan kepadaku jika ia tidak bisa menerima pria yang sudah “beristri”.

Kukenalkan ia kepada sahabatku semasa kuliah.

Sekali lagi, semuanya masih berpihak kepadaku.

Perkenalan itu tak seperti yang ia harapkan, berawal dari telepon pertama dan berakhir pada saat itu juga.

Karena setelah acara perkenalan lewat ponselku, tidak ada lagi “acara ngobrol-ngobrol”.

Wanita-ku menyampaikan protes kepadaku.Bagaimana bisa kenal jika sahabatku tidak punya PONSEL.

(alasannya : sahabatku tak mau diganggu oleh pekerjaan kantor yang baru selesai ketika indonesia bangkrut)

Oktober 2011 – Desember 2011

Hari-hari aku jalani dengan percakapan lewat media sosial di internet.

Sesekali kusampaikan “pesan rindu” kepadanya.

Selasa, 21.00.

Untuk pertama kali aku bercakap-cakap langsung dengannya, dan hanya 4 mata.

Berbicara apa saja tentang “kita”.

Rabu, 20.10.

Kuhampiri ia ketika pulang dari tempatnya bekerja.

Kuajak ia melihat suasana kota-ku yang indah di malam hari.

Dan saat itulah “kita” menyampaikan bahwa apa yang patut disalahkan jika “kita” saling menyukai satu dengan yang lain.

Kamis, 19.50.

Dinner pertama.

Aku kembali mencari “format masa depan” yang diinginkannya.

Tapi, masih saja “tembok” itu masih kokoh di sana.

Senin, 20.13.

Aku memaksanya untuk berjumpa denganku.

Perasaan “rindu” tak bisa kukendalikan lagi.

Jika memang ini salah, maafkan aku…

Dan, malam ini, kusampaikan “rasa” yang terpendam, lewat “sentuhan”.

Sentuhan “melindungi” seorang laki-laki..

Maaf teman, aku terlalu peduli padamu..

Selasa, 19.55.

Rindu itu makin menjadi-jadi.

Kuberanikan diri memintanya untuk berjumpa…

Malam ini menjadi awal malam yang terindah dari malam-malam “kita” yang lalu..

Kamis, 19.35.

Aku menemaninya lagi.

Malam ini aku hanya ingin menyampaikan kepadanya, bahwa aku tak nyaman bersahabat dan bersentuhan dengan “batu”.

Jum’at, 18.35.

Lagi, “kita” berjalan bersama..

“Rasa” itu makin “liar”…

Dan malam ini, “tembok” itu aku rasakan makin tinggi…

Teman, maafkan jika aku menyayangimu

Minggu, 13.15.

Pertemuan terakhir…

Aku terbaring lemah, badanku tak bisa diajak kompromi..

Badan tua ini sudah mencapai titik nadirnya.

Berhari-hari bekerja dengan fisik dan “pikiran”.

Aku terjaga ketika kulit halus menyentuh lembut pipiku.

Ketika aku membuka mata, wanita-ku telah ada di sampingku.

Ini mimpi ? tidak…

Ia datang memenuhi janjinya.

Hari ini jadi hari paling indah di antara hari-hari yang “kita” lalui.

Tertawa bersama, menangis bersama,dan melepas “rasa” yang ada.

Hari ini, untuk pertama dalam hidupnya, ia merelakan laki-laki “menyentuhnya”.

Menyentuh dengan penuh rasa sayang.

Aku tak kuasa menahan rasa ini.

Kuperlakukan wanita-ku seperti halnya permaisuriku yang telah memberikanku buah cinta yang membuatku lengkap sebagai seorang laki-laki.

Tak sedikitpun aku membedakan nya.

----

Petaka itu akhirnya datang juga.

Akhirnya wanita-ku mengungkapkan bahwa saat ini seseorang telah mendahuluiku

untuk meminangnya.

Speechless……….

Aku tersuruk, I’m already TORN…

Malam ini terasa lebih panjang dari malam yang lain..

Kupandangi terus peraduan dan di sekelilingku…

Rasanya baru beberapa saat yang lalu aku mencurahkan rasa bersamanya.

Tetapi, saat ini hanya duka yang dengan setia mengawasiku.

Aku ingin dia ada disini, di penghujung malam yang sepi.

Di sampingku, menemaniku hingga malam berakhir.

Ku ingin sekali lagi menyampaikan bahwa aku sangat menyayanginya.

Tak terasa tetesan duka meluncur deras dari pelupuk mata..

Aku tak tahu harus berbuat apa..

Sepanjang malam hanya kuhabiskan dengan mengingat semua yang pernah ada di antara “kita”, SEMUANYA…

Ku tulis pesan terakhir ku untuknya..

(sms-1)

rhew..

malam ini, abang harus mengakui, bahwa abang tidak hanya menyayangimu..

bahkan lebih dari itu..

ada “cemburu” yang abang hadirkan, yang mungkin sebenarnya tidak pada tempatnya..

abang ingin rhew menikmati bahagia…

bahagia yang rhew impikan dan inginkan..

tetaplah melangkah rhew..

abang yakin rhew bisa..

berjalanlah terus kekasihku, kuyakin bahagia milikmu telah menanti..

tak perlu kau risaukan siapapun yang kau tinggalkan..

aku tetap menjagamu dari tempat yang jauh..

menantimu kembali, walaupun itu hal yang tak pasti..

sekeping hati yang kusematkan di hatimu,

kuingin kau menjaganya dengan baik..

tak perlu kau khawatir..

dia tak akan mengganggu..

dia hanya membantuku menata hati yang kini terserak..

tak ada pesan yang indah “pecinta” kepada orang yang dicintainya,

kecuali pesan bahagia..

Jika bahagia yang ingin abang nikmati bersama rhew tak ada di dunia,

Mungkin di kehidupan lain yang lain abang diberikan kesempatan

untuk merasakannya..

I will always love you, rhew..



(sms-2)

For better, for worse, I will love you with every beat of my heart

From this moment life has begun
From this moment you are the one
Right beside you is where I belong
From this moment on

From this moment I have been blessed
I live only, for your happiness
And for your love, I'd give my last breath
From this moment on

I give my hand to you with all my heart
Can't wait to live my life with you
Can't wait to start
-----------

From this moment as long as I live
I will love you, I promise you this
There is nothing I wouldn't give
From this moment-

I will love you as long as I live
From this moment on

the lover’s pray:

ya Rabb, jika hamba yang lemah ini telah salah memberikan cinta hamba,

ampuni hamba ya Rabb…

tidak ada yang lebih hamba cinta selain Engkau ya Rabb,

penguasa sekalian alam

ya Rabb, jika linangan airmata ini bukan karena takut dengan adzabmu,

ampuni hamba ya Rabb..

Hamba memohon kasih sayang-Mu,

Bahagiakanlah dia ya Rabb..

Berikan jalan yang terbaik untuknya..

Ya Rabb, hamba bersimpuh di hening malam,

Bermunajat kepada-Mu, memohon kepada-MU,

Hanya kepada-Mu tempat meminta dan kepada-Mu tempat kembali..

Sampaikan salam hormat abang untuk mama..

Salam sayang abang untuk rhew..

(Ini tulisan Pak Yan, seorang sahabat, di kantorku. Beliau memintaku menuliskannya kembali dalam versi cerpen. Tapi bagiku, tulisan asli beliau sangat bagus. Tidak sabar aku untuk menyimpannya di sini sebelum mengembangkannya nanti. Terima kasih, Pak.)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun