Pak Mario tidak bereaksi. Ia hanya terdiam mencermati ucapan Mas Pepeng. Beberapa detik kemudian, Pak Mario memukulkan kedua telapak tangannya.
"Waduh, kirain serius. Saya sampai ga ngerti," ucapnya geram.
"Apakah Anda masih minum obat untuk menghilangkan rasa sakit?" tanya Pak Mario lagi.
"Tentu saja. Semua pil saya minum. Hanya dua pil yang tidak saya minum yaitu pil KB dan pilkada," jawab Mas Pepeng.
"Maksudnya?" tanya Pak Mario heran.
"Karena pil KB dan pilkada itu ada perbedaannya. Pil Kb itu, kalo lupa minumnya, bisa jadi akhirnya. Tapi kalo pilkada itu, kalo udah jadi, bisa lupa akhirnya. Hehehe..." jawabnya lagi sambil tertawa.
Seluruh hadirin pun bertepuk tangan.
"Tapi, saya salut dengan Mas Pepeng. Mas Pepeng orang tegar, orang kuat, orang besar, berjiwa baja. Dalam kondisi sakit seperti ini, Mas Pepeng masih berkarya,'' puji Pak Mario. Tapi, yang dipuji malah mengangkat tangannya dan menggoyang-goyangkannya pertanda tidak setuju.
"Ini! Ini yang saya tidak suka. Saya mau klarifikasi. Saya mau klarifikasi," ucap Mas Pepeng dengan nada tinggi.
"Loh, klarifikasi apa Mas Pepeng?" tanya Pak Mario kembali dengan wajah keheranan.
"Saya ingin klarifikasi. Saya bukan orang tegar, orang kuat, orang besar. Saya ini orang Madura. Asli dari Madura," ucap Mas Pepeng dengan wajah serius. Kontan saja, seisi ruangan riuh rendah dengan suara tawa.