Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

5 Jurus Jitu Trauma Broken Home Menjadi Sukses

21 November 2022   13:18 Diperbarui: 21 November 2022   13:28 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5 Jurus Jitu Trauma Broken Home menjadi Sukses

(Nurul Jubaedah,S.Ag.,S.Pd.,M.Ag Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Anak-anak Broken Home adalah korban perselisihan keluarga. The University of New Hampshire Cooperative Extension menjelaskan bahwa dampak keluarga yang rusak terhadap perkembangan anak tergantung pada beberapa faktor, termasuk usia anak pada saat orang tua berpisah, kepribadian anak dan hubungan keluarga. Tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang harmonis dapat menimbulkan gangguan psikologis bagi anak. Anak-anak dari keluarga broken home lebih memahami apa arti kehilangan yang sebenarnya, terkadang mereka juga merasa bahwa dunia ini tidak adil.

Banyak orang berspekulasi bahwa anak-anak dari keluarga yang tidak sempurna menjadi nakal, lalai, tidak berekspresi dengan baik dan tidak bisa mengatasi masalah  seperti orang lain. Semua ini salah karena anak-anak dari keluarga broken home memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak normal lainnya.

Misalnya, karena semua peristiwa yang dialami sejak masa kanak-kanak, hanya sedikit dari mereka yang menjadi dewasa sebelum waktunya. Ketiadaan salah satu atau bahkan kedua orang tuanya membuatnya sangat mandiri. Jadi dia sangat sadar, jika dia tidak bisa melakukannya sendiri, lalu siapa lagi yang akan membantu.

Mereka juga memiliki pikiran yang keras, karena biasanya mereka terbiasa menerima hinaan dan hinaan sejak kecil. Oleh karena itu, anak-anak dari keluarga broken home biasanya memiliki motivasi tersendiri untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka bisa sukses seperti orang lain.

Generalisasi bahwa anak-anak dari keluarga broken home sulit dijangkau tidaklah benar. Banyak anak dari keluarga  broken home menerima kasih sayang dari orang tuanya meskipun mereka telah bercerai. Namun di balik semua itu, banyak dari mereka yang berpikir bahwa ketika mereka dewasa, mereka tidak ingin melakukan  apa yang dilakukan keluarga mereka. Apalagi jika mereka juga menjadi korban pelecehan dari orang tua mereka untuk hal-hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mereka, mereka tidak ingin melakukan itu kepada anak-anak mereka di masa depan.

Tentu  tidak ada anak yang mau menderita lagi karena masa lalunya, mereka pasti punya cita-cita yang ingin dicapai. Seperti  yang dialami  A, ia menjadi anak yang keluarga asalnya terpisah sejak usia 9 tahun. Dia sering mendengar orang tuanya bertengkar, yang kemudian membuatnya  trauma. Kemudian dia harus mengadu kepada ayah atau ibunya. Selama di sekolah, A juga menunjukkan bahwa ia mampu meraih juara pertama hingga kelulusan dan mewakili sekolahnya dalam Olimpiade Sains se-Jakarta. Menurutnya, perceraian  orang tuanya tidak menjadi halangan baginya untuk melanjutkan kesuksesannya. Banyak juga tokoh masyarakat yang berasal dari keluarga yang tidak sehat namun tetap bisa berkarir dengan baik, seperti Nia Ramadhani, Naysila Mirdad, Eva Celia dan masih banyak lagi.

10 Sifat Anak Broken Home Wajib Diketahui

Emosional Tinggi

Pendiam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun