Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Matsama: Budaya Digital

5 November 2022   10:03 Diperbarui: 5 November 2022   10:47 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etika Bermedia Digital

  • Hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi (privacy) ke publik
  • Gunakan etika atau norma saat berinteraksi dengan siapapun di media sosial
  • Hati-hati dengan akun yang tidak di kenal
  • Pastikan unggahan di akun media sosial tidak mengandung unsur SARA
  • Manfaatkan media sosial untuk membangun jaringan atau relasi
  • Pastikan mencantumkan sumber konten yang diunggah
  • Manfaatkan media sosial untuk menunjang proses pengembangan diri
  • Jangan mengunggah apapun yang belum jelas sumbernya

Tanggapan

Terkait  motif, budaya digital  merupakan adaptasi alami terhadap  pembangunan manusia itu sendiri. Kemungkinan pengembangan berkomunikasi ketika ada penghalang jarak dan visibilitas terhadap kondisi geografis, dan komunikasi berorientasi proses komunikasi yang dimediasi.

Hal ini merupakan pengalaman pengguna mengenai perangkat komunikasi, dapat disimpulkan bahwa smartphone, komputer dan Internet dianggap sebagai Media Interaktif:  komputer dianggap sebagai media komputer, sebagai kendaraan Computer Aided Manufacturing (CAM),  komputer dianggap sebagai  sebagai sumber informasi, bukan sekedar sarana  utusan buatan manusia.

Pengguna perangkat komunikasi menafsirkan komunikasi budaya digital menunjukkan banyak arti, oleh karena itu komunikasi digital adalah bagian terpenting kesadaran ekologis komunikasi. 

Menyerap dan menggunakan teknologi  perangkat komunikasi yang sangat cepat dan luas dalam berbagai aspek perilaku komunikatif,  agar komunikasi budaya digital dapat dipahami  seperti teknologi.

Budaya digital adalah kontinum tekstual. Hal ini didukung fakta bahwa teknologi digital memungkinkan fleksibilitas dan peluang untuk  pengguna untuk menambah dan mengedit teks multimedia. Ditambah lagi, ini seperti studi kasus  kaskus.com  telah dibahas di atas, perubahan ini mungkin berhasil  Juga tidak berbahaya bagi industri media dan penggunanya.

Studi kasus ini menunjukkan bahwa bahwa budaya digital mendukung prinsip-prinsip tekstual yang bertahan lama dan terbuka masih beberapa keterbatasan. Ketika kita mengatakan bahwa budaya ini  mampu  untuk membuka pintu demokrasi dan kreativitas baru, budaya ini juga  memberikan peluang yang lebih besar untuk penyalahgunaan teks media seperti: Peretasan, konten negatif dan terkait reputasi.

Penegasan bahwa budaya ini juga menawarkan peluang yang terbuka  dan demokrasi untuk semua tidak bisa sepenuhnya setuju karena di media digital, ada jenis kontrol tertentu, meskipun tidak seketat kontrol yang diterapkan pada madia tradisional. 

Terlepas dari segala keterbatasan media digital, penulis percaya bahwa media baru ini  akan terus menginspirasi dan memberi harapan kepada publik menciptakan budaya media yang lebih baik.

Selain itu, perkembangan teknologi kedepannya juga akan mampu meningkatkan peluang bagi masyarakat dalam  pengumpulan, pembuatan dan  penyebaran informasi media. Secara optimis dapat dikatakan bahwa industri  media  digital akan terus menghadapi tantangan dan perubahan karena perkembangan teknologi komunikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun