Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester City Tanpa Kevin De Bruyne dan Sergio Aguero Ibarat Sayur Asam Tanpa Asam

4 Februari 2021   14:13 Diperbarui: 4 Februari 2021   14:19 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nilai yang berlawanan didapat dari dua tim yang sangat dijagokan menjadi jawara di premiere league musim 2021 ini. Manchester United mencukur Southampton 9-0, sementara Liverpool harus mengakui ketangguhan Brighton & Hove Albion. Dengan sendirinya Liverpool  dengan poin 40 harus tercecer di peringkat ke-empat di bawah Leicester yang memperoleh nilai dari  42.  Antara Liverpool, Leicester City, dan Manchester United sama-sama sudah memainkan 22 laga.

Sementara itu Manchester City pemuncak klasmen sementara sudah mengantongi poin 47 tiga poin lebih tinggi dari Manchester United yang memperoleh poin 44. Namun City masih diuntungkan   yang masih mempunyai tabungan satu pertandingan. Dan jikalau dalam laga yang ke 22 nanti anak asuhan Pep Guardiola memenangi pertandingan artinya? Jelas Liverpool semakin berat untuk mengejar difisit 10 poin dari city.

Sebenarnya hanya Manchester United yang masih ada harapan untuk mengejar City, namun sikapnya yang angin-anginan dalam bermain kadang bagus kadang dibawah performa jadi sangat tidak mungkin jika City tinggal mempertahankan kesolidan dan mental di lapangan pasti United akan terengah-engah mengejar City.  Dan seperti biasa jika Pep sudah leading maka  tim lain akan serasa mempunyai beban berat di kaki untuk adu sprint dengannya.

Jikalau demikian apakah Premier League akan menjemukan karena hanya akan City yang sudah leading kemudian tim yang lain hanya berusaha mengganggunya? Hingga pekan ke-22 segala perubahan di lapangan sangat tidak bisa diduga. Sebagaimana ketika Arsenal yang sudah bermain sangat bagus dan membuat keteteran United namun hingga 90 menit plus dengan waktu tambahan belum juga menghasilkan gol.

Namun setiap orang pasti akan menyangka jika Liverpool akan menang mudah ketika menghadapi Brighton. Permainan boleh dikuasai oleh Liverpool dan Brighton harus bermain ekstra hati-hati agar tidak mudah dikalahkan namun bagiamanapun solidnya Liverpool namun ketika pemain inti banyak yang tidak bisa mengisi posnya maka jelas itu suatu kerugian. Hal itu jelas dilupakan oleh Klop, karena gegenpressing tiap awak pemain yang menempati posisinya harus sangat paham, bahkan ketika harus menempati posisi kawannya.

Rupanya Gegenpressing ala Klop sangat moncer hingga di tahun ditahun 2020 setelah merengkuh piala premier league.  Piala itu pun diperoleh Liverpool setelah Klopp menggantikan Brendan Rodgers sejak tahun 2015. Bukan waktu yang sedikit untuk meyakinkan Liverpudlian akan mendapatkan juara, dan piala itu sebagai penawar dahaga setelah penantian panjang dari tahun 1989/1990 kala terakhir Liverpool juara. Mungkin setengah umur saya ya hehehe...

Dan kekalahan itu membuktikan jika negara moyangnya sepak bola dengan gaya kick n rush harus dilawan dengan kecerdikan sebagaiman city yang selalu mengusung permainan yang bola selalu mengalir cepat tidak hanya mengandalkan power namun kecerdikan dan skill yang di atas rata-rata. Lihat saja bagaimana Kevin de Bruyne memerankan sebagai gelandang serang sangat piawai memerankan tugasnya yang tidak egois ingin melesakkan gol namun lebih sering membuka ruang untuk Aguerro, ataupun ke Sterling untuk mencetak gol. Selain itu tipikal permainan yang diusung pelatih genius Pepp Guardiola akan selalu sama di manapun dia melatih, permainan tika tiki. Barcelona, Bayern Muenchen, dan Machester city dijadikannya tim yang sangat disegani oleh lawan dan tentu saja disenangi penonton karena permainan enak untuk dilihat.

Jikalau di City punya Bruyne dan Aguero, di United punya Fernandes dan Rashford, Leicester Punya Jamie Fardy dan kasper schmeichel, Liverpool punya Manne dan salah masing-masing pemain adalah pemain jenius yang selalu mewarnai kemenangan dan kekalahan timnya. Karena bisa ditebak ketika tim lawan bisa mematikan pererakan pemain itu bisa dipastikan tim lawan akan memperoleh poin paling tidak satu.

Sepak bola adalah cara 11 orang beramin secara kolektivitas, namun ibarat sapu harus ada pengikatnya kemudian ada yang menjadi inspirator permainan. Jikalau sanga inspiratory dalam keadaan badmood maka instruksi dari pelatih akan menjadi teriakan-teriakan keras yang tidak dapat diterjemahkan secara baik oleh pemain lainnya.  Masihkan berani bertaruh andaikan Bruyne dan Aguero tidak dimainkan akan bermain cemerlang. Karena kalau hanya mengandalkan Sterling yang di depan tanpa adanya suplai yang matang dari lapangan tengah maka ia akan mudah untuk jatuhkan. Demikian pun Pep akan pusing jika Aguero tipikal pemain yang hanya ngotot ketika sudah ada di area lawan namun sangat jarang bermain menjemput bola dari lapangan tengah tanpa Bruyne.

Patut disimak sampai akhir pertarungan di liga Inggris ini karena dominasi satu atau dua tim seperti Rangers dan Celtic yang selalu berlangsung di Scotlandia. Atau Bayern Muenchen di Jerman yang selalu mendominasi, atau Juventus di Italia, dll. Namun hingga pekan ke 22 ini paling tidak Everton, Leicester, Tottenhan Hotspur, Liverpool, Manchester United, dan sekarang Manchester City pernah merasakan duduk di singgasana klasmen liga inggris.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun