Keberanianku lenyap menguap entah kemana mungkin ditenteng gadis berambut ikal sebahu berhidung lancip gegara lewat di depanku bagai angin lembut menyapu daun kering
mulutku hanya mampu berbuka tidak bisa menutup mungkin lalat hinggap pun tak berasa haruskah selalu begitu yang menghayali akan datang dan melumpuhkanÂ
Ini kali lagi kau tak tampak bayang meski sudah kunanti harummu yang terbang lewat angin seperti kemarin pun sudah mampu meluluhkan keberanianku, hanya mampu meringkuk di depan semboja seperti biasa
Ini kali akan aku coba beranikan menatap galak matamu namun memabukkan seperti candu hingga terasa aku berenang di dalamnya melepaskan ketakutan jika cinta ini bisa menguburku
Ah, sekali lagi keberanianku yang susah disusun bertumpuktumpuk harus runtuh karena tetiba kau menyapaku dengan lembutÂ
(Pati, 9 Desember 2019)