Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangankan "New Normal", Covid-19 pun Ada yang Belum Tahu

3 Juni 2020   06:34 Diperbarui: 4 Juni 2020   22:33 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Pagi Tanjung Tanah. Di antara sekian banyaknya pengunjung hanya 3 orang yang mengenakan masker. Foto NURSINI RAIS

Galon dan ember air pencuci tangan yang biasanya ditempatkan di depan-depan warung, di rumah pribadi (pada beberapa desa), kini sudah lenyap dari permukaan. Mungkin saat mereka memindahkan peralatan tersebut ada yang berucap, "Cukup sekian. Tengkiyu Corona." He he....

Salat berjamaah 5 waktu di Masjid tak pernah alpa. Pasar pagi dan pasar sore tetap beroperasi. Malahan bertambah ramai.

Pada kedua tempat ini kerumunan manusia berlangsung masif. Tanpa mengindahkan protokol kesehatan. Singkat kata, seakan-akan masyarakat menganggap bahwa Virus Corona tidak pernah ada.

Terkait situasi ini, rakyat tak bisa disalahkan 100%. Bukan berarti pula tindakan mereka benar. Setahu saya, memasuki bulan ke 4 Covid-19 mewabah di Indonesia, belum terlihat upaya resmi dari pemerintah daerah setempat untuk mengedukasi masyarakat, tentang apa itu Corona, apa pula bahayanya terhadap kesehatan.

Sebagian masyarakat memperoleh informasi dari mulut ke mulut. Lainnya dari media televisi dan internet. Apa iya, seluruh rakyatnya ini melek teknologi? Dan semua daerah memiliki jaringan komunikasi yang memadai?

Jangankan new normal, warga yang belum tahu Virus Corona pun masih ada. Karena hari-hari mereka bergelut dengan urusan suap masing-masing. Pergi pagi pulang sore.

April yang lalu, datang petugas dari desa menyemprot disinfektan ke rumah-rumah penduduk. Begitu pintu dibuka, dia langsung psyiiiit...., semprotannya memancar ke pintu dan lantai sekitarnya. Paling 3 detik, kemudian berlanjut ke rumah berikutnya.

Seminggu kemudian giliran petugas dari RT. Malah lebih kental nuansa "asalannya". Setelah melewati pintu pagar, mereka langsung psyiiiittt ..., pancarannya mengena kursi di teras depan. Durasinya kurang lebih sama dari semburan sebelumnya.

Syukurlah, Kabupaten Kerinci dan provinsi Jambi umumnya, masih termasuk zona aman. Saat artikel ini ditulis, pemerintah daerah yang berada di punggung pulau Sumatera ini mencatat, seminggu terakhir kasus Covid-19 nihil (kumparan.com 1/6/2020). Dengan jumlah terinfeksi 97 orang, sembuh 15, dalam perawatan 82 dengan 0 kematian.

Padahal, Jambi dikepung oleh dua zona lumayan parah dan telah menerapkan PSBB. Dari arah timur dibayang-bayangi oleh Sumatera Selatan (urut ke 6, jumlah kasus positif per hari kemarin 1.019). Bagian barat (Kerinci) berbatasan langsung dengan Sumatera Barat (posisi ke 11, dengan 574 kasus).

Ini adalah Rahmatan lil alamin bagi masyarakat Jambi yang tidak bisa dinilai dengan apapun.

Beginilah kondisi masyarakat di sekitar saya bersosialisasi di tengah isu Corona. Saya yakin, new normal tidak akan ngefek apa-apa terhadap masyarakat Danau Kerinci dan Kabupaten Kerinci umumnya, tanpa dibarengi kerja keras semua pihak.****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun