Sementara masyarakat di sekitar saya (Danau Kerinci), amat sedikit mempraktikkan usaha budidaya belut. Kalaupun ada, biasanya untuk dijual ke luar daerah. Alasannya, selain rasanya kurang enak masyarakat menganggap belut ternak itu jorok.
Menurut Aswadi salah seorang pencari belut, populasi belut sawah menurun drastis semenjak petani menggarap sawah pakai mesin bajak. Diperparah dengan penggunaan pupuk dan bahan kimia lainnya seperti pestisida dan insektisida.
"Jauh sebelumnya, ketika musim hujan dan air danau meluap ke sawah, belut-belut menggelepar ke permukkaan air. Sangat mudah ditangkap. Cukup pakai tangguk saja. Pemandangan seperti itu tidak ditemui lagi pada zaman sekarang." Kata Aswadi saat saya temui di rumahnya kemarin.
Untuk diketahui, di Kerinci cara menangkap belutnya relatif unik. Selain menggunakan pancing, alat tangkap yang umum adalah lukah yang terbuat dari seruas bambu.
Karena belut itu keluar pada malam hari, sore-sore lukah yang telah dimasukkan umpan (cacing tanah dicincang), dibenamkan dalam lumpur sawah pada titik-titik tertentu.
Tentu saja titik yang diyakini sebagai lintasan atau sarang belut. Pagi-pagi diangkat. Selanjutnya hasil tangkapan dibersihkan terus dijemur. Sekilas tidak terlalu sulit, asalkan tahu kiatnya.
Jangan main-main. Dari hasil menangkap belut, banyak mereka yang berhasil menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi di luar daerah. Padahal, sebagian emak tersebut hidup menjanda.
Zaman sekarang, mereka tidak ditemui lagi. Mungkin emak-emak perkasa itu sudah kaya. Atau barangkali kerena belutnya memang sudah benar-benar langka.
Terakhir perlu digarisbawahi, mengingat belut merupakan lauk hewani yang kandungan gizinya cukup tinggi, DokterSehat.Com mengingatkan, mengonsumsi belut, dalam porsi, frekuensi, dan metode saji yang kuang tepat akan menyebabkan: meningkatnya kolesterol, kadar lemak tubuh serta risiko penyakit degeneratif.Â
Oleh sebab itu, sebaiknya (1) konsumsi belut dalam porsi yang cukup. Kurang lebih 40-50 gram belut untuk satu kali saji (2) sajikan dengan metode bakar, kukus, atau rebus dan pilih makanan pendamping yang tinggi serat, misalnya sayuran atau kacang-kacangan (3) batasi konsumsi belut paling sering 2-3 kali dalam 1-2 bulan.
Selamat menikmati. Salam Dari Pinggir Danau Kerinci.
****