Salah satu ciri generasi maju adalah berani berinovasi. Kalau tidak, dia akan kalah dalam persaingan. Namun, keberanian dimaksud tidaklah cukup berbekal pendidikan tinggi saja. Perlu didukung kreatifitas yang tinggi pula dan diwujudkan dalam tindakan nyata. Kuncinya hanya satu, "Berusahalah dengan cara tak biasa agar hasilnya luar biasa."
Untuk menjadi sosok luar biasa, Â tak harus berbondong-bondong pidah ke kota. Di desa pun kesempatan terbuka lebar. Syaratnya, jeli menangkap peluang dan nyambung dengan kondisi. Dan yang paling penting adalah tidak takut gagal. Sebab, kegagalan itu adalah guru terbaik yang hanya mengajar di Sekolah Kehidupan.
Seperti apa  pribadi yang jeli menangkap peluang tersebut? Berikut saya mengajak kita semua berkenalan dengan satu dari sekian banyak generasi milenial desa yang berpotensi menjadi orang luar biasa.
Dia adalah Mhd. Azwir, putra ke 3 dari pasangan Bapak Awaluddin dan Ibu Erma. Sejak 5 bulan terakhir, cowok ganteng yang biasa disapa Win ini membuka usaha pemeliharaan puyuh petelur.
Dua hari yang lalu saya mengunjungi kediaman Win di Desa Simpang Empat Tanjung Tanah. Â Mahasiswa semester 5 STIE Sakti Alam Kerinci ini menyambut saya ramah.
Dengan wajah ceria Win mengajak saya ke halaman belakang rumah orangtuanya. Di sanalah pondok unggas miliknya bercokol.
Menurut Win, usaha ini dia mulai dengan modal super minim. Dengan memanfaatkan material yang ada, dibantu ayahandanya, kandang dan sangkar bikinan sendiri.
Win mulai membangun usaha ini dengan 1000 ekor anakan, yang dibelinya pada dua tempat berbeda. 50% bibit lokal, lainnya dia akses dari luar daerah. Rupanya, perbedaan tersebut memberikan hasil berbeda pula. Bagian pertama lebih prodiktif daripada 50% lainnya. Takut risiko kerugian, Win menjual ternaknya yang kurang produktif tersebut. Sisanya, ditambah bibit baru jantan dan betina  itulah aset yang dikelolanya sampai saat ini.