Mohon tunggu...
Nur Sehang Thamrin
Nur Sehang Thamrin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Untad

Sedang berbagi informasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat dalam Pendidikan

24 Januari 2021   12:32 Diperbarui: 24 Januari 2021   12:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang dikatakan sempurna dalam ketidaksempurnaan dan sebaliknya tidak sempurna dalam kesempurnaan. Akan tetapi manusia memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh mahluk lain ciptaan Allas SWT yaitu menjadi terpilih dan diberi kesempatan untuk berikhtiar guna mendapatkan peradaban yang lebih baik melalui kegiatan belajar dan pengembangan diri. Filsafat, menurut Marsigit (2014) " wadahnya pikiran, karena filsafat adalah olah pikiran...".

Ontologi merupakan cabang ilmu yang mengkaji hakikat sesuatu melalui nalar atau pikir manusia. Sejauh mana naluri keingintauan sesorang terhadap sesuatu hal, benda, atau fenomena tentang suatu. Hamza (2020) menjelaskan bahwa ontologi merupakan cabang ilmu fisafat tentang sifat/wujud/fenomena yang ingin diketahui manusia. Sedangkan menurut Barnadib (1994) filsafat pendidikan merupakan penerapan suatu analisis filosofis terhadap lapangan pendidikan. 

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan merupakan proses pola pikir manusia. Mahasiswa diharapkan lebih berpikir kritis dan reflektif terhadap masalah-masalah pendidikan. Yang pada akhirnya mahasiswa sebagai individu mampu mencari jalan keluar atau solusi terhadap persoalan-persoalan dalam bidang pendidikan. 

Bahkan mahasiswa dilatih untuk berpikir logis dan kritis bukan sj masalah-masalah pendidikan, akan tetapi realitas yang ada disekitar mereka. Mahasiswa sebagai mahluk yang berpikir menjadi 'problem solver' yang dibutuhkan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan menciptakan kedamaian dan keharmonisan di alam semesta. Dalam ilmu "fenomenologi" manusia belajar dari peristiwa/gejala/alam yang ada disekitar mereka untuk dipelajari dan direalisasikan (Marsigit:NA).

Oleh karenanya sebagian manusia membangun pengetahuannya berdasarkan persepsi yaitu logika; aksioma yaitu menemukan pengetahuan berdasarkan informasi yang tersedia. Penemuan pengetahuan atau kebenaran ini disebut apriori. Sedangkan sebagian lagi menemukan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang disebut aposteriori. Sehubungan dengan pembahasan tersebut lembaga pendidikan diharapkan membangun pengetahuan siswa baik berupa informasi/gejala alam dilingkungan manusia ataupun pengalaman yang disebut contructivism.

Bila ditinjau dari ontologi filsafat pendidikan pada RPS Matakuliah Filsafat (Marsigit;NA), kami berpendapat bahwa dalam dunia pendidikan bagaimana siswa menyadari bahwa secara idelisme mereka adalah ciptaan Tuhan dengan segala kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan sehingga mereka tidak henti hentinya bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan yaitu keberadaannya dimuka bumi yang dapat mengeyam pendidikan baik secara formal ataupun nonformal, sedangkan secara reliasme, alam atau lingkungan mereka juga dapat dijadikan sumber pengetahuan. Sehingga diharapakan lembaga pendidikan benar-benar mensinergikan antara ranah spiritual dan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat bersikap secara bertanggung jawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun