Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

"Nasi Anjing" dan Khazanah Ungkapan Diskriminatif dalam Bahasa Indonesia

27 April 2020   20:01 Diperbarui: 27 April 2020   20:00 874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" karya Alif Danya Munsyi alias Remy Sylado/Sumber: Dokpri - Nursalam AR

Dalam konteks linguistik, ungkapan "kawin cina buta" ini tampaknya semakna dengan ungkapan "akal keling" yang bermakna "tukang tipu-tipu" atau "licik".

Lantas apakah semua ungkapan itu bentuk kesengajaan?

Menurut Remy Sylado, sang sastrawan dan budayawan non-Muslim berdarah Minahasa dan Tionghoa yang juga multi-lingual atau poliglot (menguasai banyak bahasa), "ungkapan itu bukan dimaksudkan untuk menghina, melainkan salah satu keterbatasan visi dalam gaya kias bahasa Melayu untuk menyampaikan gambaran-gambaran distorsi."

Maksudnya, khazanah bahasa Melayu terlalu "miskin" untuk mendeskripsikan bentuk distorsi atau penyimpangan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, sehingga dalam keterbatasan tersebut, mengambil apa yang ada saja atau yang bahkan berdasarkan prasangka budaya yang hidup dalam masyarakat penuturnya.

Remy Sylado, dengan segenap wawasan budaya dan pengetahuan bahasanya, memang bijak, terlepas dari apa pun latar belakang primordialnya.

Tapi jika Anda berbeda pendapat atau pandangan dengan sang novelis Cau Bau Kan tersebut, itu sah-sah saja. Karena itulah konsekuensi keberagaman di Indonesia, negeri tercinta kita ini.

Pada akhirnya, sebagaimana tersebut dalam meme tentang harmoni sosial, "sing penting rukun", yang penting rukun antara sesama warga bangsa Indonesia.

Jakarta, 27 April 2020

Referensi:

kompas.com

duta.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun