Mohon tunggu...
Nursalam AR
Nursalam AR Mohon Tunggu... Penerjemah - Konsultan Partikelir

Penerjemah dan konsultan bahasa. Pendiri Komunitas Penerjemah Hukum Indonesia (KOPHI) dan grup FB Terjemahan Hukum (Legal Translation). Penulis buku "Kamus High Quality Jomblo" dan kumpulan cerpen "Dongeng Kampung Kecil". Instagram: @bungsalamofficial. Blog: nursalam.wordpress.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Semua Karena Widha!

12 April 2020   00:13 Diperbarui: 12 April 2020   00:26 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Profil Widha Karina/Sumber: Kompasiana.com

Kendati disampaikan dengan gaya yang santuy khas milenial, bahkan sambil minum berdiri dan mondar-mandir, itu tak mengurangi daya tancap penjelasannya pada benak saya.

Saya baru menyadari bahwa di Kompasiana, pada akhirnya, sebagus apa pun nama pena Anda, kita semua akan diminta menggunakan nama asli alih-alih nama pena, terutama jika sudah mencapai tingkatan centang biru. Untuk menjamin kredibilitas penulis dan kredibilitas Kompasiana, demikian alasannya.

Pantaslah seorang Adji Natha yang Kompasioner senior nan masyhur belakangan ini, sependek pengetahuan saya, telah mengubah namanya menjadi "Adji Nathaullah". Tentu saja, karena konsistensi dan dedikasinya menulis dan berkompasiana bertahun-tahun, centang biru sudah diraihnya.

Pertimbangan orisinalitas, yang tampaknya dijunjung tinggi Kompasiana, bukan hanya mencakup orisinalitas tulisan dan sumber rujukan atau foto tetapi juga keaslian nama, riwayat hidup dan vak akademis seorang Kompasioner.

Jadi, harap maklum, jika tulisan tentang virus Korona dari Anda yang alumnus Teknik Mesin atau Perbankan kalah dipertandingkan dalam pemilihan label "Pilihan" atau "Artikel Utama" dengan tulisan bertajuk serupa dari seorang dokter, misalnya. Kecuali jika tulisan Anda sangat aktual, komprehensif, didukung data kuat, dan bertepatan dengan momentum yang tepat.

Dan kecuali jika Anda adalah tokoh masyarakat atau public figure seperti Jusuf Kalla (JK), mantan Wapres RI yang juga Kompasioner senior, yang bahkan diminta secara khusus oleh Admin Kompasiana untuk kembali aktif menulis artikel di Kompasiana. Dalam hal ini yang berlaku adalah name makes news!

Secara pribadi, saya berharap Admin Kompasiana juga secara khusus mengundang beberapa tokoh masyarakat kondang lainnya yang juga Kompasioner, seperti Prof. Yusril Ihza Mahendra dan Marzuki Alie (mantan ketua DPR di era SBY) yang dulu aktif berkompasiana.

Kedua tokoh senior tersebut tak segan membalas komentar Kompasioner, atau bahkan tak ragu-ragu berdebat keras beradu gagasan di kolom komentar dengan para Kompasioner lainnya. Suatu dinamika literasi yang rasanya memudar di era Kompasiana edisi K-Rewards saat ini.

Kini, jangankan berdebat, beberapa Kompasioner yang rajin sekali mengunggah tulisannya tampaknya alergi dengan kritik termasuk bahkan malas membalas komentar yang masuk di kolom komentar tulisannya.

Jadi, saya pun maklum saja jika ada pejabat publik yang saat ini aktif berkompasiana namun sama sekali tidak membalas komentar yang masuk, sekali pun itu komentar apresiatif baginya. Toh, zaman telah berganti.

OK, Back to laptop, alhasil, setelah melalui perenungan seharmal (sehari semalam) selepas Blogshop tersebut, saya memutuskan kembali menata ulang penjenamaan atau branding saya di Kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun