Setelah mendapat informasi tersebut, Gubri minta kepada pihak perusahaan agar melibatkan tim kesehatan yang ada di Kabupaten Siak, maupun dengan Diskes Provinsi, untuk melakukan tracking terhadap kasus terkonfirmasi Covid-19 yang terjadi di perusahaan.Â
"Apa yang terjadi saat ini harus meningkatkan disiplin dari pihak perusahaan. Sekarang terjadi klaster perusahaan dan ini aset nasional, banyak dampaknya. Kami sengaja turun ingin melihat sejauh mana penanganan covid-19, untuk memutus mata rantai penyebarannya," ujar Gubri.
Gubri juga menilai yang disampaikan cukup lengkap. Tetapi dilapangan yang masih dalam area perusahaan itu tidak pakai masker, tidak disiplin. Maka harus lebih diketatkan lagi.Â
Dalam penanganannya jangan hanya sekadar saja, semestinya dari dinas kesehatan, bukan hanya dari perusahaan, tracingnya, tracking, serta termasuk surveilans dan tidak boleh tertutup.
Menceritakan awal masuknya Covid-19 di Riau pada Maret lalu. Waktu itu, ia pun langsung menyurati seluruh perusahaan agar menjalankan protokol kesehatan. Terutama masuknya orang luar yang bisa membawa wabah sangat berbahaya.Â
Dalam beberapa bulan tidak ada kasus Covid-19 di perusahaan. Namun pada bulan Juni hingga Agustus mulai terjadi peningkatan kasus. Baik ini klaster perusahaan serta klaster kantor dinas. "Penanganan Covid-19 melihat ada tren naik yang tinggi, terutama di Siak, Kampar, dan Pekanbaru. Sekarang ada tiga daerah ini zona merah, Â " ujar mantan Bupati Siak ini.