Mohon tunggu...
Nurrahman Fadholi
Nurrahman Fadholi Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa, pengajar, penulis

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Terbuka Yogyakarta dan pengajar Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menulis di Media Massa Sangat Menyenangkan tetapi Sulit Terpublikasikan

26 Maret 2021   20:00 Diperbarui: 26 Maret 2021   20:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis bisa menjadi sebuah profesi yang sangat menyenangkan. Dengan menulis, kita seolah-olah bisa menceritakan atau mempresentasikan apa yang ada di dalam pikiran kita. Banyak media yang bisa digunakan untuk menulis seperti blog pribadi dan media massa (media online dan media cetak). 

Namun tidak selamanya menulis itu menjadi hal yang menyenangkan lho. Jika menulis di blog pribadi, tulisan kita bisa dipublikasikan oleh kita sendiri tanpa melalui prosedur ataupun ketentuan yang rumit. 

Namun bagaimana jika kita menulis di media massa? Tentu kita akan menghadapi beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dan kita juga harus berlapang dada jika tulisan kita tidak dimuat/dipublikasikan karena tulisan yang masuk ke meja redaksi akan diseleksi bersama dengan tulisan dari penulis lain.

Seperti yang pernah saya alami saat menulis di sebuah media online. Beberapa kali saya menerima e-mail yang memberitahukan bahwa tulisan saya ditolak oleh media online yang saya tuju itu. 

Padahal saya sudah mengikuti ketentuan yang diberikannya seperti panjang tulisan minimal 500 kata. Namun itu saja tidak cukup. Tema tulisan yang menurut redaktur cocok untuk dimuat juga sangat menentukan karena seorang redaktur yang menentukan nasib tulisan kita apakah akan dimuat atau tidak. 

Namun ada satu artikel saya yang pernah dimuat, judulnya Misteri Si Doel Anak Sekolahan Musim 5 yang Tak Pernah Ditayangkan di Mana-mana Lagi yang dimuat pada tanggal 21 Juni 2020 di situs Terminal Mojok. 

Ini suatu kebanggaan buat saya waktu itu meskipun belum bisa mengambil honor karena harus mencapai 20 artikel untuk mengambil honor sedangkan artikel saya yang dimuat baru satu. Untuk tulisan yang saya kirimkan ke media cetak, belum ada satupun artikel yang dimuat. Namun hal itu bukanlah penghalang bagi kita untuk menjadi seorang penulis. 

Ditolak itu hal yang biasa. Seperti kita kalau menyatakan cinta kepada lawan jenis, ataupun melamar kerja di sebuah perusahaan. Tentu saja pilihannya hanya ada dua, diterima atau ditolak. Menulis artikel untuk dimuat di media massa juga juga ada dua pilihan seperti itu. 

Jadi kita harus siap terhadap penolakan jika tulisan kita ditolak. Itu bisa kita jadikan sebagai acuan untuk mengeksplorasi referensi untuk dijadikan topik pada tulisan kita. Jadi, jangan takut pada penolakan dan teruslah menulis. Perbanyaklah membaca untuk memperkaya inspirasi tulisan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun