Mohon tunggu...
Nur Rahma
Nur Rahma Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillahirahmanhirahim

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Candi Sari sebagai Wisata di Yogyakarta, Memiliki Daya Tarik Tersendiri

1 Desember 2020   15:30 Diperbarui: 1 Desember 2020   19:31 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pariwisata adalah suatu keindahan alam yang dimiliki disetiap daerah. Pariwisata tidak hanya membutuhkan modal untuk kerja tetapi juga membutuhkan suatu keahlian, ketekunan dan dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam menjadikan pariwisata sebagai salah satu daya tarik yang diminati oleh wisatawan.

Adanya suatu destinasi wisata dikarenakan adanya wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah wisata untuk menikmati daya tarik pada obyek wisata yang dikunjunginya, sehingga perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat berkunjung wisatawan ke suatu destinasi wisata.

Suatu perjalanan wisata yang baik menurut pandangan wisatawan tidak hanya untuk berlibur dan berbelanja. Tetapi wisatawan juga ingin mencari sesuatu yang berbeda pada destinasi wisata yang ada diberbagai daerah. Salah wisata yang ada di Yogyakarta adalah Candi Sari.

Candi Sari yang berada di Yogyakarta memiliki potensi wisata yang besar dan memiliki ciri khas tersendiri. Candi Sari mempunyai potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Candi Sari sebagai salah satu wisata di Yogyakarta yang dapat menjadi andalan dan harapan positif dalam membantu kesuksesan pariwisata di Yogyakarta.

Candi Sari terletak di Desa Bendan, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk tiket masuk Candi Sari bagi wisatawan nusantara hanya dikenakan biaya sebesar Rp. 5.000,- per orang, sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenakan biaya sebesar Rp. 10.000,- per orang. Untuk jam operasionalnya dibuka mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 15.00 sore.

Candi Sari memberikan keindahan sejarah dengan relief-relief yang masih terjaga sampai saat ini. Pemandangan di sekitar candi juga tidak kalah indahnya dengan keindahan didalam candi.

Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas di kawasan Candi Sari seperti mempelajari sejarah yang terdapat pada Candi Sari, mengabadikan momen bersama teman, keluarga, maupun kekasih melalui kamera ataupun handphone, dapat mengelilingi Candi Sari dengan bersepeda, dapat mengunjungi rumah warga sekaligus bercengkrama dengan warga sekitar Candi Sari, dan dapat bersantai sembari menikmati indahnya sunset dan pemandangan yang terdapat pada Candi Sari.

Candi Sari merupakan candi peninggalan bersejarah yang termasuk salah satu Candi Buddha di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasasti yang terdapat di sekitar Candi Sari menceritakan mengenai kehidupan kerajaan mataram kuno serta mengenai keterkaitan antara Candi Sari dan Candi Kalasan.

Di dalam prasasti disebutkan bahwa candi ini dibangun pada masa pemerintahan mataram kuno yaitu pada masa pemerintahan Rakai Pikatan Panangkaran pada abad ke-8 dan abad ke-9. Candi Sari dan Candi Kalasan dibangun pada masa pemerintahan yang sama sehingga keduanya memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Bahkan arsitektur yang ada juga memiliki kemiripan yang cukup identik.

Untuk hiasan tambahan atau reliefnya juga hampir sama. Seluruh kesamaan ini dituliskan dalam prasasti kalasan. Relief yang ditemukan di sekitar kalasan ini juga menjelaskan bahwa para penasehat agama wangsa Syailendra untuk membuat tempat untuk pemujaan Dewi Tara yang suci dan sakral. Selain itu tempat suci yang akan dibangun juga akan digunakan sebagai biara untuk para Pendeta Buddha.

Arsitek bangunan Candi Sari terdiri dari 9 buah stupa yang tersusun dalam 3 deretan sejajar. Ketinggian Candi Sari mencapai 17 meter dan panjang sekitar 17,3 yang berfungsi sebagai biara untuk tempat beribadah dan tempat tinggal para biarawan. Candi Sari memiliki lebar sekitar 10 meter yang menghadap ke matahari terbit atau arah timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun