Mohon tunggu...
Nurrahma Dwi Fitrya
Nurrahma Dwi Fitrya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Panggil nurra

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Hidup Baru di Era Globalisasi

25 Mei 2021   14:19 Diperbarui: 25 Mei 2021   14:40 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gaya hidup merupakan bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang bisa berubah bergantung zaman, lingkungan sekitar, serta bagaimana orang tersebut mau mengubahnya atau tidak. Sedangkan globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya, dengan kata lain globalisasi artinya mendunia.

Globalisasi sendiri sangat berpengaruh dalam perubahan gaya hidup manusia, bisa dalam segala aspek dan bisa terjadi pada siapa saja. Namun, gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini lebih mencerminakan gaya hidup bangsa asing daripada menunjukkan keaslian budaya dan gaya hidup asli bangsa Indonesia.

Gaya hidup baru biasanya lebih terlihat di kota kota besar, karena akses internet yang lebih terjangkau, sehingga memudahkan masyarakat melihat gaya hidup bangsa asing dan muncul keinginan untuk menirunya.

Selain meniru gaya hidup bangsa asing, di era globalisasi ini dapat dilihat dalam perubahan gaya hidup adalah upaya merealisasikan keinginan mereka dengan sengaja menciptakan "kebutuhan" baru dalam kehidupan masyarakat.

Pola hidup baru pada era globalisasi ini yang dianggap mengkhawatirkan adalah, pola hidup konsumtif yang meninggalkan pola hidup produktif. Konsumtif biasanya digunakan untuk menujuk pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok (Tambunan, 2007).

Perilaku konsumtif merupakan suatu perilaku membeli yang tidak didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang sudah tidak rasional lagi (Lubis, 1987). Dalam hal ini, manusia lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan, dan cenderung dikuasai oleh hasrat keduniawian dan kesenangan material semata.

Perilaku seperti itu akan merugikan diri sendiri maupun orang lain, maka dari itu kita yang hidup di era globalisasi sekarang seharusnya bisa lebih pintar dalam mengatur pola hidup atau gaya hidup kita sendiri, membatasi mana yang dibutuhkan dan mana yang tidak ,jangan karena hanya sebuah trend sehingga akhirnya membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun